Menyelaraskan Al-Quran dan Teknologi
Minggu (13/4)—MITI KM Jabalnustra menghadirkan Risma Chulasotud Diana-Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pengalaman beliau menjadi peserta MTQ menjadi topik utama yang dibahas dalam diskusi yang diikuti oleh pengurus dan anggota dari Binwil Jabalnustra.
Mengawali materi, Mbak Risma mengingatkan peserta akan kedudukan Al Quran sebagai kitab suci agama dan petunjuk bagi kehidupan umat serta sumber ketenangan hati. Dalam buku Al Quran, The Healing Book karya dari Abd al Daim Al Kahiil mengatakan bahwasanya Al Quran adalah gelombang udara. Getaran frekuensi tersebut kemudian dapat menggetarkan gendang telinga yang akan menuju saraf pendengaran hingga berubah menjadi gelombang elektromagnetik. Singkat cerita pendengaran merupakan indera yang dianggap penting untuk mengatur semua sistem syaraf. Telinga mempunyai hubungan dengan jantung, paru-paru, hati dan usus. Hal inilah yang menyebabkan Al Quran dapat menimbulkan efek ketenangan di dalam tubuh terutama hati. Al Quran juga dipercaya dapat meningkatkan imun dalam tubuh. Pembahasan Al Quran ini masih dalam lingkup medis atau pengobatan. Untuk lebih jelasnya bisa mengkaji surat Al-Hasyr ayat 21-24.
Kemudian, pembahasan berlanjut pada aspek teknologi. Teknologi menjadi kebutuhan yang sulit dipisahkan pada masa kini (modern). Teknologi diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat membantu memecahkan masalah dan mempercepat proses. Jadi, definisi yang dimaksud teknologi bukan hanya berbentuk tool atau benda melainkan dapat berupa strategi dan metode (Sulton, 2019). Sinergi Al-Qur’an dan Teknologi akan memberikan dampak perubahan positif dalam segala keilmuan. Al-Qur’an menjadi petunjuk umat terdahulu dan yang akan datang dapat menjadi referensi sekaligus solusi untuk menghadapi tantangan zaman. Terakhir, kutipan penutup dari pemateri adalah, jika kita ingin hidup mudah, maka kalian dekati Sang Pemilik kehidupan (Allah) yang salah satunya dengan membaca Al-Qur’an tadi. Banyak yang menanyakan, bagaimana Al-Qur’an bisa menjadi relevan. Maka, kuncinya adalah keyakinan dan keimanan sehingga tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan.