SHARE WITH US #Edisi Januari 2020
Pembicara : Mahisa Ajy Kusuma, M.M.S.I
Berbicara terkait cloud computing ini merupakan sebuah istilah diterjemahkan menjadi komputasi awan. Komputasi awan (cloud computing) adalah teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat pengelolaan data dan aplikasi, di mana pengguna komputer diberikan hak akses (login).
Penerapan komputasi awan saat ini
sudah dilakukan oleh sejumlah perusahaan IT terkemuka di dunia. Kita sebut saja
ya misalnya seperti Google Drive (tempat kita bisa menyimpan dokemen). Jadi
istilah cloud pada cloud computing ini kita ibaratkan adalah internet, cloud = internet.
Ada 3 (tiga) model pengiriman (delivery) dalam komputasi awan:
1. Software as a Service (SaaS),
2. Platform as a Service (PaaS),
3. Infrastructure as a Service (IaaS).
SaaS merupakan layanan untuk menggunakan aplikasi yang telah disediakan – penyedia layanan mengelola platform dan infrastruktur yang menjalankan aplikasi tersebut. PaaS merupakan layanan untuk menggunakan platform yang telah disediakan – pengembang fokus pada aplikasi yang dibuat tanpa memikirkan tentang pemeliharaan platform. IaaS merupakan layanan untuk menggunakan infrastruktur yang telah disediakan.bisa diamati pada gambar berikut
lalu selanjutnya adalah Model Deployment pada Cloud Computing.
Ada 3 (tiga) model penyebaran (deployment) dalam komputasi awan:
1. Public cloud,
2. Private cloud,
3. Hybrid cloud.
Public cloud adalah layanan Cloud Computing yang disediakan untuk masyarakat umum. Jadi kita sebagai user tinggal mendaftar ataupun bisa langsung memakai layanan. Lalu Private cloud adalah layanan Cloud Computing, yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan internal dari organisasi/perusahaan. Pada hal ini biasanya yang menggunakan adalah untuk kebutuhan satu kantor internal, atau untuk cabang-cabang perusahaan/organisasi.
Hybrid cloud adalah gabungan dari layanan Public Cloud dan Private Cloud yang di-implementasikan oleh suatu organisasi/perusahaan. Dalam Hybrid Cloud ini, kita bisa memilih proses bisnis mana yang bisa dipindahkan ke Public Cloud dan proses bisnis mana yang harus tetap berjalan di Private Cloud.
Contoh Public Cloud
ada amazon web services, microsoft azure, google cloud platform. (ini mereka 3 pemain besar di bidang cloud computing)
Contoh Private Cloud
nah contoh dari private cloud adalah openstack. openstack ini bersifat opensource, jadi gratis untuk digunakan dan gratis juga jika ingin memodifikasi source code. Lalu Cloud Mana yang cocok untuk Anda?
Untuk organisasi tertentu, misalnya, pemerintah atau medis, keputusan untuk menentukan private cloud atau public cloud akan ditentukan oleh peraturan dan regulasi. Terkadang persyaratan ini akan mengharuskan organisasi anda untuk menggunakan private cloud. Meskipun, terkadang dapat dimungkinkan juga penggunaan public cloud jika sesuai dengan regulasi.
Maka ada sebuah solusi semacam ini,
namanya hybrid cloud.
lalu bagaimana dengan peluang cloud di Indonesia? Cloud Computing sangat tepat diterapkan di Indonesia karena kondisi geografisnya sebagai negara kepulauan yang menuntut perusahaan untuk mengadopsi teknologi agar koneksi antara perusahaan yang berlokasi di berbagai wilayah dapat berjalan dengan baik, sedangkan membangun infrastruktur fisik akan memakan biaya yang besar. Teknologi ini sangat tepat diterapkan pada sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Di sisi lain pemerintahan sendiri pun juga memiliki tantangan.
Penyebabnya antara lain:
- Data center pribadi masih menjadi pilihan banyak kalangan termasuk di instansi Pemerintah. Ini tidak terlepas dari faktor kerahasiaan informasi, keamanan data, dan masih merasa belum perlu berpindah ke cloud, karena data center yang ada masih bisa dipakai.
- Proses migrasi akan menyita waktu sedangkan proses bisnis harus tetap berjalan. kalau kita lihat tadi (gambar contoh public cloud), di sini public cloud didominasi oleh nama-nama besar perusahaan teknologi. seperti amazon, microsoft, dan google. Lalu pertanyaannya, apakah pemerintah saat ini sudah memiliki public cloud yang ditujukan untuk masyarakat Indonesia?
jawabannya adalah Pemerintah, melalui Kemkominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) akan mengembangkan layanan cloud milik negara yang ditargetkan rampung pada tahun 2022. Diperkirakan berarti 2 tahun kedepan nanti.
Cloud ini bakal dikelola oleh pemerintah untuk menyimpan data-data strategis dan juga layanan umum. Sebab, data strategis tidak boleh ditempatkan di layanan cloud milik pihak ketiga yang berbasis di luar negeri. Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 soal Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PSTE).
baik selanjutnya saya akan sharing contoh terkait dengan cloud computing di kantor tempat BMKG tempat saya bekerja. Bagian Pusat Database memiliki storage yang digunakan untuk keperluan internal unit-unit kerja lain, seperti pusat meteorologi publik, pusat meteorologi maritim, pusat meteorologi penerbangan, pusat informasi perubahan iklim, dan lain sebagainya, dan pusat-pusat lainnya.
Pusat-pusat tersebut tentu memiliki sebuah data yang perlu ditampung ke dalam storage,
Pusat Database, memberikan aksesnya berupa akun ke storage untuk menampung data-data tersebut, seperti data petir, data satelit, data radar cuaca, dan lain sebagainya. peran yang dilaksanakan tersebut disebut sebagai private cloud, yang tadi telah dijelaskan di atas (diingat kembali pembahasan private cloud).
Lalu ada studi kasus berikutnya
yaitu pernah pada suatu waktu, saat gempa besar terjadi, web BMKG sempat down karena
banyak masyarakat yang ingin mencari tahu terkait dengan informasi gempa
tersebut, saking banyaknya traffic
yang mengakses web tersebut. Sama halnya ketika mengakses aplikasi InfoBMKG
(yang dapat didownload di android dan ios.
agar tidak mengulangi kejadian
serupa (saat web dan aplikasi infobmkg tidak dapat diakses), maka BMKG
memutuskan untuk membuat satu halaman yang dapat diakses di https://warning.bmkg.go.id/ dan meletakannya di google cloud. Hal ini untuk
mengurangi traffic saat hit tinggi,
sehingga layanan informasi gempa di BMKG dapat diakses oleh masyarakat.
saya tutup dengan gambar-gambar berikut ini. Kebutuhan akan skill terkait dengan cloud computing masih sangat besar. oleh karena itu, saya harap temen2, yang memiliki ketertarikan dengan cloud computing, atau masih mencari-cari ingin memperdalam skill apa, maka cloud computing bisa menjadi satu pilihan untuk temen-teman.
Dan karena banyaknya layanan cloud yang tersedia, begitu juga dengan fitur2 yang ditawarkan tersebut. sudah tentu kita harus memanfaatkan untuk memperdalam skill kita. sebagai contoh tadi google cloud datalab dan lain sebagainya.
tetap semangat yaa teman-teman. #ContinuousImprovement
#SESI TANYA JAWAB
Pertanyaan Pertama
Nama: Ahmad Husain
Pertanyaan: Mas Ajy akses data history hujan Indonesia berdasarkan grid disediakan nggak di BMKG? Study saya konsen ke pemodelan cuaca di Indonesia. Selama ini hanya download data melalui satelite GSMAP.
Jawaban Pertanyaan Pertama
Mas Husain data grid dapat diakses di halaman ini mas ahmad http://sacad.database.bmkg.go.id/ mungkin keterbatasan saya dalam kompetensi terkait dengan ilmu cuaca, hehehe. Nanti jika ada keperluan lebih, bisa saya bantu tanyakan mas ke teman-teman yang ada di kantor.
Pertanyaan Kedua
Nama: Muhammad Vian al-Fatih
Pertanyaan: menggunakan cloud computing, Apakah pengguna lainya bisa mengakses data saya? Saya pernah membaca tentang cloud computing bahwasanya computer/laptop tidak menggunakan hardisk lgi karena akan beralih ke cloud computing yang sudah ada penyimpanannya apakah itu benar? Manfaat apa lagi yang bisa dimanfaatkan cloud computing pada pengelolaan data?
Jawaban Pertanyaan Kedua
halo vian, terima kasih vian alfatih pertanyaannya.
Dalam cloud computing, biasanya masing-masing pengguna sudah diberikan aksesnya masing-masing. Ibaratnya kita ambil contoh ketika penggunaan google drive. Data yang kita taruh itu private, tidak bisa diakses pengguna lain. Namun lain hal, jika kita mengatur file tersebut diset ke public, maka pengguna lain akan bisa mengaksesnya.
Manfaat terbesarnya saya rasa adalah ketika kita bisa menambah kapasitas storage, dengan mudah, tanpa harus membeli lagi storage/harddisk. setau saya tetap menggunakan harddisk mas. CMIIW. Ohiya, yang tercepat saat ini adalah berbasis SSD, lebih cepat dari HDD.
Pertanyaan Ketiga
Nama : Muhammad Fauzan Ridho
Pertanyaan : Mas Ajy, saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai Kecerdasn Buatan, Machine Learning, dan Deep learning. Yang saya pelajari, Cloud Computing bisa digunakan untuk keperluan komputasi berat seperti Machine Learning, Deep Learning, dan Image Processing. Saya berencana menggunakan fasilitas tersebut untuk keperluan penelitian, namun saya belum sepenuhnya memahami bagaimana mekanismenya, dan bagaimana hal tersebut mengurangi waktu komputasinya, dan yang saya tau, Cloud Computing untuk komputasi Machine Learning mengizinkan kita mengkases super komputer yang disediakan oleh pihak tersebut. seperti pada contohnya Google Cloud Datalab. mohon penjelasannya dan pencerahannya kang. Dan kemudian bagaimana hubungannya dengan Keamanan dan Enkripsi data yang di simpan di dalam penyimpanan cloud.
Jawaban Pertanyaan Ketiga
mohon maaf mas fauzan. saya pribadi belum pernah menggunakan google cloud datalab dan melihat dari pertanyaanya, menarik ya. memang betul kita bisa memanfaatkan layanan yang diberikan oleh google tersebut untuk kebutuhan kita. seperti misalnya untuk kemampuan supercomputer tadi.. Saran saya adalah langsung dicoba ajaa mas fauzhan, sehingga kita bisa tahu nanti perbedaannya seperti apa.
semoga membantu yaa..
untuk keamanan dan enkripsi data itu kita mesti melihat dari aturan-aturan yang diberikan oleh penyedia tersebut mas. Mungkin bisa dilihat-lihat kembali mas nantinya dari rules yang diberikan oleh Google. terkait dengan google cloud datalab tadi.
Pertanyaan Keempat
Nama: Zikri
Pertanyaan:
- Bagaimana potensi tingkat keamanan Cloud Computing di Indonesia? Karena secara realita, masih terjadinya kebocoran data-data seperti bank, facebook, juga sempat terjadi kebocoran. Jadi bagaimana pihak cloud mengatasinya?
- Apakah ada teknologi yg menjamin data ini secure? Dan Contoh lain : ecommerce, yg menyewa provider utk mengelola cloud. Ketika kita mw menghapus data-data kita yg ada…jadi bagaimana memastikan bahwa data kita real sudah di hapus secara penuh?
- Apakah sudah ada UU/ regulasi dalam cloud computing ini?
- Bagaimana cara kita untuk memilih/mensoltir/memutuskan utk pakai cloud computing?
Jawaban Pertanyaan Keempat
Saya jawab dari yang kalimat tebal dulu yaa, ketika kita menghapus data, BETUL, saya yakin datanya masih tersimpan di data ecommerce tersebut. seperti misalnya data produk, foto, dan lain sebagainya.
- UU regulasi yang saya temukan adalah terkait dengan ini mas. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 soal Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PSTE).
untuk memilih memtusukan menggunakan cloud computing adalah ketika kita tidak ingin direpotkan dengan pembelian perangkat yang begitu banyak mas (ini untuk UMKM ya). karena dengan menggunakan cloud computing kita dapat menghemat pembelian perangkat2 tersebut. Namun sayang pemerintah indonesia masih belum menyediakan layanan cloudnya seperti milik amazon, dan google. Sehingga masyarakat beralih menggunakan layanan-layanan miliki amazon dll tersebut.
- Ini sudah menjadi tanggung jawab penyedia cloud mas. jika bocor, maka ada konsekuensinya yang ditanggung oleh penyedia cloud. Teknologi secure sudah tentu wajib untuk diimplementasikan