You are currently viewing Covid-19 Dan Penanganannya Di RS Darurat Covid-19,  Wisma Atlet- Sharing Session

Covid-19 Dan Penanganannya Di RS Darurat Covid-19, Wisma Atlet- Sharing Session

  • Post author:
  • Post category:JnK
  • Post comments:0 Comments

COVID-19 DAN PENANGANANNYA DI RS DARURAT COVID-19,

 WISMA ATLETSHARING SESSION

Tenaga medis yang terlibat bukan hanya berat secara tugas, tapi mereka adalah orang-orang yang paling berisiko terpapar.”

– Anies Baswedan-

Gubernur DKI Jakarta menambahakan update data per 28 Maret 2020, sebanyak 61 tenaga medis di DKI Jakarta terpapar virus corona. Ke-61 tenaga medis tersebut tersebar di 26 rumah sakit. Sebenarnya apa yang terjadi di balik penanganan medis covid-19? Dan apa hal terbaik yang bisa kita lakukan terkait Pandemi Covid-19?

Bahasan inilah yang coba di kaji bersama pada Sharing Session MITI KM  dengan narasumber Ns. Kusuma Herawati,S.Kep (Tim Medis RS Darurat Covid-9, Wisma Atlet) dan moderator Nurfadhillah H. Sitepu, S.Ked. Diskusi ini berlangsung pada Ahad, 29 Maret 2020 di Grup WA Pengurus dan Anggota MITI-KM 19/21.

Coronavirus adalah keluarga penyebab penyakit (patogen) yang mengakibatkan penyakitseperti common cold ,Middle East Respiratory Syndrom (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome ( SASRS-CoV).  Sedangkan penyakit yang mewabah pertama kali di Wuhan , China,  ini disebut SARS-CoV-2 atau dikenal dengan istilah COVID-19 (Coronavirus Disease). Virus ini memiliki genom RNA positif dengan bentuk virus yangumumnya bulat dan seperti mahkota. Mahkota virus  berasal dari protein S atau spike protein yang mengelilingi permukaan virus. Protein S inilah yang berperan penting dalam pola infeksi virus corona ke sel pernafasan.

A 3D medical illustration of 2019 Coronavirus |scientificanimations.com

Berdasarkan bukti ilmiah, Covid-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak erat dan droplet, tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien Covid-19, termasuk yang merawat pasien Covid-19. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan hewan liar serta menghindari kontak dengan siapapn yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan sepeti batuk dan bersin. Selain itu menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi  (PPI) saat berada di fasilitas kesehatan.

Timeline penyebaran Covid-19

Pada gambar diatas terlihat seberapa cepat virus tersebut  menyentuh berbagai belahan bumi.  Kasus pertama di Wuhan, di penghujung tahun 2019. Berselang  3 minggu kemudian virus tersebut  dikonfirmasi oleh WHO bahwa penularan dapat terjadi dari manusia ke manusia (sebelumnya diketahui bahwa coronavirus bersifat zoonotic (penularan dari hewan ke manusia). Lalu bulan Februari ditetapkan penyakitnya covid-19 (coronavirus disease 2019).Sebelumnya, pernah juga Ada wabah Coronavirus : SARS & MERS, masih satu family dgn virus penyebab COVID-19.

Laporan kasus Covid-19 per 29 maret 2020

Berdasarkan laporan kasus per 29/03 (hari ini), dalam waktu kurang dari 3 bulan sudah terdapat 677.684 kasus. Indonesia, belum satu bulan sudah mencapai angka 1.285 terkonfirmasi.Belum lagi karena kondisi keterbatasan alat cek yang menyebabkan orang yang mungkin sudah terinfeksi tapi belum dapat diperiksa. Dalam jangka waktu kurang dari 3 bulan juga covid-19 mampu menyapa 74 negara (per 16 Maret 2020). Sekecil itu bisa mengguncang dunia.

  Kondisi pasar Wuhan, China sebelum meluasnya Pandemi Covid-19

Mengingat sifat n-cov yang zoonotic, wajar kalau Wuhan bisa terinfeksi. Terkait ini juga kembali mengingatkan kita bahwa Islam sudah terbaik dengan segala aturannya, kenapa ada makanan yang halal dan haram. Semuanya untuk kebaikan tubuh sebenarnya.Selanjutnya mengenai penularan, alasan kenapa kita harus physical distancing, #dirumahaja, jarak dengan orang lain minimal 1-2 meter, karena untuk menghindari kemungkinan terinfeksi dari droplet orang yang terinfeksi.Terkai jarak,  WHO menyarankan 1-2 meter. Kalau jurnal menyatakan jarak terjauh percikan droplet adalah 1.8 meter, oleh karenanya paling aman 1,8 meterjaraknya.

Akhir-akhir banyak info mengenai penularan melalui airborne dan  aerosol. Kalau airborne memang tidak, aerosol iya. Tapi, kalau aerosol sebetulnya yang paling berisiko adalah tenaga medis karena aerosol adanya pada beberapa tindakan medis, ex intubasi. Bukan hanya orang yang sudah punya penyakit berat/dasar (terutama riw/penyakit paru) yang lebih mudah terinfeksi n-cov, tapi juga sebaliknya. Coronavirus juga bisa menyebabkan infeksi sekunder/lanjutan. Salah satu penyebab kasus meninggal jadi tinggi, bahkan yang PDP 2/3 hari dirawat meninggal, terutama yang lansia.

Perihal pencegahan, yang sering ditanyakanialah mengenai vaksin dan obat, untuk saat ini belum ada. Jadi mari dijaga perilaku pencegahannya,intinya jaga daya tahan tubuh. Caranya ada banyak : diet seimbang, olahraga, banyak minum air putih (kecuali ada penyakit ginjal), berjemur, berpikir positif, husnudzan, tetap bahagia, dll. Kenapa?Karena virusnya gampang masuk kalau daya tahan tubuhnya sedang tidak baik.Jadi untuk saat ini, bisa ditambah juga dengan minum suplemen vitamin.

Penanganan di RS Darurat Covid-19, Wisma Atlet

Berhubung sekarang sedang di wisma atlet, insyaAllah bisa lebih mendalam sharing terkait kondisi RS Darurat Covid-19.Namanya juga RS Darura, jadi dibuat karena memang kondisi darurat.Banyak keterbatasan, banyak ketidaksiapan, banyak improvisasi.Begitu juga dengan RS darurat ini.Pasti berbeda dengan RS Rujukan yang memang RS asli, namun terlepas dari itu, kita tetap mengusahakan memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasien.

Di RS Darurat Covid-19 sendiri fokusnya untuk pasien (ODP/PDP/Confirmed) dengan keluhan ringan-sedang dan mandiri.Saat ink disiapkan 1000 unit (bed), dengan setiap lantai sekitar 30-34 unit. Pasien ODP PDP terkonfirmasi dipisahkan, termasuk dari skrining di IGD sudah dipisahkan ruang tunggu dan jalurnya untuk mengurangi risiko penyebaran.

Penanganan di RS Darurat Covid-9

Ini kategori ruangan yang disiapkan, ada IGD, ICU, HCU, dan tentu ruang isolasinya (ruang rawat biasa). Untuk ICU & HCU disiapkan hanya untuk transit jika ada perburukan karena fokusnya di sini adalah pasien keluhan ringan saja. Yg berat dirujuk ke RS rujukan yang lebih memadai segala sesuatunya.Selain itu ada ruang khusus pasien terkonfirmasi, ada ruang tunggu yang sudah diset dengan jarak 1 meter, ada 1 lantai khusus untuk dekontaminasi tenaga medis sebelum ganti/lepas APD, termasuk pasien sebelum dipulangkan juga didekon dulu. Selanjutnya terkait Lockdwon, banyak sekali pandangan, menurut saya pribadi sangat butuh untuk menekan penyebaran. Belum lagi kalau sudah menyentuh ke daerah, di ibukota saja sudah mulai kualahan. Belum lagi ketidaksiapan Kita. Belum tingkat pendidikan dan budaya yang kadang cukup tidak mendukung untuk menekan angka penyebaran. Terkait APDseperti masker N95, handscone (sarung tangan), apalagi gaun APD itu untuk tenaga medis. Kepanikan yg berlebihan justru juga bikin jumlah di pasaran jadi berkurang. Perihal handsanitizer, saya pribadi juga kurang setuju dengan gerakan bagi-bagi handsa (ke masy umum), bikin handsa sendiri. Kenapa? Pertama, jumlah alkohol di pasaran berkurang. sehingga harganya jadinaik, sementara yankes sedang butuh. Kedua,  Cuci tangan pakai sabun paling efektif.

Saat ini pengetahuan mengenai COVID-19 harus dapat disebarkan secara masif tidak hanya kepada kalangan medis , tetapi juga masyarakat umum. Setelah mengetahui bagaimana penanganan Covid-19 di RS Wisma Atlet ini harapannya adalah dapat menambah pengetahuan kita, lebih lagi dapat mengedukasi orang-orang disekitar untuk bersama bahu-membahu melawan dan mencegah penyebaran yang lebih luas. (Ryn)

Leave a Reply