Ada sebuah moto dari seorang trainer yaitu Do The Right Things artinya, lakukan hal yang benar. Nah ini menjadi pemicu kita juga agar selalu berusaha melakukan hal2 yang benar, hal2 yang baik dalam kehidupan kita. Karena sesungguhnya, jika kita tidak melakukan hal2 yg benar, maka pasti melakukan hal2 yg salah. Jika tidak bersama kebenaran, maka sesungguhnya kita sedang bersama wadah yang salah, tidak ada abu-abu.
Karena disini teman-teman mahasiswa, kita bahas tentang semangat berprestasi saat berorganisasi
Ada pertanyaan menarik mau jadi tipe apakahkita dikampus??
Ada 4 tipe yang biasanya kita dengar:
- Akademis
- Organisator
- Entrepreneur
- Tawazun (seimbang)
Atau kata yang sering kita dengar seperti, mahasiswa kupu-kupu, mahasiswa kura-kura. Itu semua adalah pilihan kerena kita sudah jadi maha bukan lagi siswa . maka kita mencoba untuk bersikap dewasa dalam setiap keputusan yang kita ambil. Sebab di dunia kampus inilahladng kita untuk belajar sebelum ke pasca kampus. Jadi di kampus kita banyak belajar mulai dari decision making, figh prioritas, speliasisasi keilmuan, kepemimpinan dan sebagainya.
Bagi saya maba( mahasiswa baru) adalah sebuah kondisi ideal untuk menyusun karir dikampus. Seperti saya dulu saking semangatnya, di awal semester saya langsung ikut 6 organisasi tetapi alhamduillah diteangah padatnya organisasi allah masih izinkan saya lulus 4 tahun di fakultas teknik.
Waktu di kampus saya pernah membaca tulisan bagus dari wisudawan terbaik tetapi sekaligus menakutkan pidatonya Erica Goldson (siswi SMA) pada acara wisuda di Coxsackie Athens High School, New York, tahun 2010. Erica Goldson adalah wisudawan yang lulus dengan nilai terbaik pada tahun itu. Isi pidatonya sangat menarik dan menurut saya sangat memukau. Namun, setelah saya membacanya, ada rasa keprihatinan yang muncul (nanti saya jelaskan). Tetapi saya adalah seorang manusia, seorang pemikir, pencari pengalaman hidup – bukan pekerja. Pekerja adalah orang yang terjebak dalam pengulangan, seorang budak di dalam sistem yang mengurung dirinya. Sekarang, saya telah berhasil menunjukkan kalau saya adalah budak terpintar. Saya melakukan apa yang disuruh kepadaku secara ekstrim baik. Di saat orang lain duduk melamun di kelas dan kemudian menjadi seniman yang hebat, saya duduk di dalam kelas rajin membuat catatan dan menjadi pengikut ujian yang terhebat.
“Saya lulus. Seharusnya saya menganggapnya sebagai sebuah pengalaman yang menyenangkan, terutama karena saya adalah lulusan terbaik di kelas saya. Namun, setelah direnungkan, saya tidak bisa mengatakan kalau saya memang lebih pintar dibandingkan dengan teman-teman saya. Yang bisa saya katakan adalah kalau saya memang adalah yang terbaik dalam melakukan apa yang diperintahkan kepada saya dan juga dalam hal mengikuti sistem yang ada.
Di sini saya berdiri, dan seharusnya bangga bahwa saya telah selesai mengikuti periode indoktrinasi ini. Saya akan pergi musim dingin ini dan menuju tahap berikut yang diharapkan kepada saya, setelah mendapatkan sebuah dokumen kertas yang mensertifikasikan bahwa saya telah sanggup bekerja.
Saat anak-anak lain masuk ke kelas lupa mengerjakan PR mereka karena asyik membaca hobi-hobi mereka, saya sendiri tidak pernah lalai mengerjakan PR saya. Saat yang lain menciptakan musik dan lirik, saya justru mengambil ekstra SKS, walaupun saya tidak membutuhkan itu. Jadi, saya penasaran, apakah benar saya ingin menjadi lulusan terbaik? Tentu, saya pantas menerimanya, saya telah bekerja keras untuk mendapatkannya, tetapi apa yang akan saya terima nantinya? Saat saya meninggalkan institusi pendidikan, akankah saya menjadi sukses atau saya akan tersesat dalam kehidupan saya?. Saya tidak tahu apa yang saya inginkan dalam hidup ini. Saya tidak memiliki hobi, karena semua mata pelajaran hanyalah sebuah pekerjaan untuk belajar, dan saya lulus dengan nilai terbaik di setiap subjek hanya demi untuk lulus, bukan untuk belajar. Dan jujur saja, sekarang saya mulai ketakutan…….”
Seperti itulah cuplikan pidatonya. Sebenarnya tidak salah juga dan tidak benar juga. Setiap orang punya preferensi masing-masing, punya latar belakang masing-masing yang membuat ia bertindak demikian. Tapi yang ingin saya garis bawahi dari pidatonya yaitu,“saya tidak tahu apa yang saya inginkan dalam hidup ini”. Bagi seorang muslim sudah jelas bahwa tujuan hidupnya untuk beribadah kepada Allah dan mengelola bumi ini. Oleh karena itu pernyataan dari Erica tidak patut kita renungkan.
Next, saya sharing2 best practices saja ya (versi saya) untuk tema ini ada 6 tips:
- Pilih orgnisasi yang tepat
Kadang kita bingung dengan organisasi saking banyaknya, sama seperti saya diawal-awal ikut banyak sekali organisasi, tapi menjelangakhir saya mulai filter mana yang bermanfaat, akhirnya sampai lulus tinggal satu yang ditekuni.
- Benchmarking senior dan tokoh sukses
Karena saya juga hal2 berbau kepemimpinan, teknologi, bisnis, dan agama.. maka saya coba ambil contoh2 yg mudah. adanya benchmark ini dalam rangka untuk mengukur saja, dan memberikan keoptimisan kepada kita, bahwa ada org2 yg demikian
- Networking and sharing
Nah tips 3 ini jangan dianggap sepele, dengan kita banyak membangun jaringan, silaturahim, maka Allah akan bukakan banyak pintu-pintu rezeki dan sharing juga termasuk bagian penting dalam rangka mengikat ilmu kita. Semakin kita belajar, semakin banyak kita sharing, maka semangat sesungguhnya semakin kuat kita mengikat ilmu pada diri kita.
saya suka dengan ayat ini
Innal ahsantum ahsantum lianfusikum,
artinya,
“Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik kepada dirimu sendiri,”
jadi semuanya akan kembali kpd kita
- Perbanyak pengalaman dengan mengikuti kompetisi lomba atau hal-hal lain yang bermanfaat dan jarang diikuti orang lain
jangan malas mencari info berani ambil resiko dan cari teman yang se visi sehingga kita tidak merasa sendirian mengejar mimpi tersebut. Bahkan dalam hal-hal lomba/kompetisi/konferens, kalau d awal kita harus bayar registrasi, jangan mundur kalau itu benar2 bermanfaat buat kita, dan akan menjadi gerbang keesempatan2 lain, ambil aja.
- Jangan menunda-nunda
saya berusaha terus untuk melakukan hal ini, saya berusaha tidak menumpuk numpukkan kewajiban, agar kita tidak terlena. Padahal kewajiban kita lebih banyak dari waktu yang tersedia, right?
- Bangkit dari kegagalan
Karena saking sibuknya berbisnis, di SMA nilai saya anjlok-anjlok, sering sekali dapat peringat akhir kadang down dan minder juga dgn kawan2 lain. Tapi, kita harus terus bangkit, karena sesungguhnya potensi kita itu lebih besar dari yang kita duga. Ada satu quotes yang saya suka
“Andai kamu tahu bagaimana Allah mengatur urusan hidupmu, pasti hati kamu akan meleleh karena cinta kepadaNya” (Ibnu Qoyyim)
Tips terakhir dari saya
ada satu lagi ayat yang powerful, mari kita belajar dari turki
Ini adalah potret Ankara-Turki di masa lalu. Setiiap Negara mempunyai masa lalu masing-masing hanya kehendak berubahlah yang dapat mengubah nasibnya sendiri.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka” QS 13:11
Jadi mari kita belajar dari banyak sejarah dari Negara-negara maju dan para pendahulu kita, mereka melakukan perubhan-perubahan besar, merekadilahirkan sebagai orang besar, karena bermimpi dan melakukan aksi-aksi besar yang semua itu tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri tetapi kebermanfaatan yang lebih luas untuk umat manusia.
ada sebuah motto dari seorang trainer, yaitu *do the right things* , artinya lakukan hal yang benar
Nah karena kita sudah menjadi *Mahasiswa* kita harus bisa menyeimbangkan antara belajar, organisasi dan tentunya prestasi.. oleh karena itu ada 6 tips yang dapat kita terapkan 🙂
- Pilih organisasi yang tepat
- Benchmarking senior dan tokoh sukses
- Networking and sharing
- Perbanyak pengalaman dengan mengikuti kompetisi atau hal lain yang kurang diminati orang lain
- Jangan Menunda-nunda
- Bangkit dari kegagalan
____________——–____________________—–
Quotes malam ini 🌈
“Andai kamu tahu bagaimana Allah mengatur urusan hidupmu, pasti hati kamu akan meleleh karena cinta kepadaNya”
(Ibnu Qoyyim)
_“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka”_ QS 13:11
____________——–____________________—–
dan ingat teman-teman *Hanya kehendak berubahlah yang dapat mengubah nasibnya sendiri* dan mari kita belajar dari apa yang telah terjadi dimasa lalu karena hal itu telah menghasilkan suatu perubahan yang besar, yang bukan hanya untuk dirinya sendiri namun demi kebermanfaatan orang banyak ☺️
Sesi tanya jawab
Dari : Ade
Asal Instansi : Universitas Bengkulu
Assalamualaikum,, Kk Elmo,, yg luar biasa kereen
Saya punya _2 pertanyaan_ sekaligus _1 pernyataan_ Kk, yg mohon kk tanggapi ya 🙏🏻,🙂
Jadi, kk
Pernyataan:
“Argumen saya kak, bahwa dampak dari pendemi covid19 di Indonesia akan merevolusi sistem … … …
contoh : di bidang pendidikan/ sekolah saja, dengan dilakukannya sistem daring seperti sekarang akan merubah pola dan sistem pendidikan, positif nya. Biaya sekolah akan lebih murah, biaya operasional akan lebih hemat dll..
Kegiatan di sekolah hanya di lakukan jika pembelajaran itu harus sifatnya praktek dan ekstrakurikuler. Jadi , bisa home schooling,, kak, ini di bidang pendidikan saja ya kk
Belum lagi bidang lain”. Tanggapa kk gimana?
Indonesia Perlu percepatan penerapan teknologi 5G pasti akan membantu perwujudannya.
Pertanyaan :
1. bagaimana kita terutama kami2 calon S1 ,
Bisa menjejaki jejak petualangan kk yang bisa ke Jepang melanjutkan pendidikan,,, dan apa tipsnya kak? “Serta bagaimana mempertahankan semangat nya.. ” mewujudkan impian kita, menjejaki pendidikan di Luar Negeri 🙂
2. Apa saja sifat2 atau Etika masyarakat/mahasiswa Jepang 🎌, yang perlu di contoh oleh Mahasiswa Indonesia,,
Kak Elmo menjawab 🙂
Dampak covid sangat mungkin untuk merevolusi sistem, sistem disini sebagai contoh di pendidikan, sehingga harus dilaksanakan secara online dan banyak kos-kosan yang harus tereduksi. dan ada juga di sistem transportasi, mungkin sekarang orang-orang malas untuk mulai lagi untuk mengkredit mobil karena ada anjuran dari pemerintah untuk mengutamakan transportasi umum. tapi disaat pandemi covid-19 ini, banyak orang yang mengutamakan lagi penggunaan mobil karena dilihat dari keselamatan, privasinya dan lain sebagainya
dan dengan adanya 5G sangat membantu pada bidang telekomunikasi dan banyak sekali dampaknya di bidang ini pada saat pandemi covid-19 ini diantaranya seperti di sistem pembelajaran, sistem digital ekonomi, dan lain lain. bahkan juga sampai ke public service(pelayanan publik)
untuk pertanyaan 1 :
Sekolah ke Jepang untuk S1 itu banyak kesempatannya tetapi biasanya yang S1 ke Jepang itu ia pinter banget atau pakai biaya sendiri. Jarang S1 ke Jepang itu yang beasiswa, rata-rata yang ada beasiswanya itu S2 dan S3. Karena S1 itu lebih ke materi tapi kalo S2 dan S3 lebih ke riset sehingga dapat memberikan dampak kepada negara secara lebih luas juga. Jadi kalo mau lulus S1, persiapannya dua tahun ditambah satu tahun, minimal satu tahun karena proses seleksinya itu setahun dulu, mulai dari berkas, launching berkas dari kampus, mengikuti prosedurnya , ikut seleksi (dokumen dan wawancara) ,dsb sampai berangkat ke Jepang nya minimal setahun.
Pertanyaan 2:
menurut saya yang paling penting itu sifat disiplinny orang Jepang.Mereka jarang buka HP, kalo lagi kuliah ya kuliah, kalo kita kan dikit-dikit buka HP. Kalo mereka belajar Online ya mereka stay didepan komputer gak buka yang lain lain. Jadi mereka benar benar fokus menghargai orang yang sedang berbicara menyampaikan materi atau diskusi. Gak ada istilahnya kabur kaburan. Ya mereka tetap fokus pada yang disampaikan walaupun terkadang materi yang disampaikan kurang menarik minat mereka. Tetapi mereka tetap fokus.
Dari : Anggita Sri Wahyuni
Asal Instansi : Universitas Bengkulu
Pertanyaan :
1. bagaimana kita mampu untuk mencapai suatu hal tapi kita merasa sudah berjuang dengan hebat tetapi hasil tidak sesuai dengan harapan?
2. bagaimana perjuangan kakak dari menempuh S1 sampai sekarang? dan apa motivasi dan hal-hal yang kakak persiapkan?
3. apakah waktu S1, IPK kakak tinggi dan mempunyai kemampuan speech yang jago?
Kal Elmo menjawab 🙂
Di Jepang itu kata belajar itu ya benar benar belajar, dipahami dan sampai benar benar paham gak cuma masuk telinga kiri keluar telinga kanan. dan mereka memahami bahwa orang yang berilmu itu lebih tinggi derajatnya dan akan dihormati.
1. Bisa jadi apa yang kita sukai tidak lebih baik untuk kita menurut Allah SWT. dan bisa jadi apa yang tidak kita sukai lebih baik bagi kita menurut Allah SWT Jadi artinya kita gak punya wewenang untuk menentukan ingin ini dan itu. karena semua dalam kuasa Allah SWT, kita hanya bisa berusaha, berdoa dan tawakal. kalaupun hasilnya gak sesuai dengan yang kita harapkan, disitulah sisi dimana kita harus berpikir positif. Tetapi kita gak tahu juga itu baik atau tidak, oleh karenanya kita harus berusaha semaksimal mungkin nanti biar Allah SWT yang menunjukkan jalannya.
2. motivasinya yang 6 poin tadi:.
- Pilih organisasi yang tepat
- Benchmarking senior dan tokoh sukses
- Networking and sharing
- Perbanyak pengalaman dengan mengikuti kompetisi atau hal lain yang kurang diminati orang lain
- Jangan Menunda-nunda
- Bangkit dari kegagalan
Jadi S1 dahulu itu saya bukan untuk belajar sebenarnya karena ingin ikut organisasi.Karena dari dulu termotivasi kalo udah kuliah ingin ikut berbagai organisasi. Dan saya mulai sadar untuk belajar itu saat menjelang mau lulus karena banyak teman-teman yang mengemukakan pentingnya mempunyai kemampuan/spesialisasi sehingga dapat berkontribusi lebih kedepannya. dan kalo mau keluar negeri itu yang harus disiapakan yaitu. bahasa tentunya, sertifikat dapat membantu juga. Jadi kalo mau ke Jepang kita cari apa yang kita suka, persiapkan, cari profesor yang cocok dengan kita sehingga bisa saling berkomunikasi.
2. IPK dulu gak tinggi, 3an gitu. karena banyakan organisasi.Kalo untuk speech, karena ikut organisasi jadi terbiasa untuk ngasih materi, sambutan dan terbangun jiwa kepemimpinan dan public speeking nya
Dari : Dasma Prasetyo
Asal Instansi : Universitas Jambi
Pertanyaan :
1. Bagaimana cara kakak untuk memotivasi diri sendiri? karena terkadang ada satu titik jenuh yang membuat semua hal terasa membosankan,
2. adakah kiat dan tips yang bisa kami terapkan untuk permasalahan itu kak?
Kak Elmo Menjawab 🙂
1. Menurut opini saya, wajar bagi seseorang itu untuk naik dan turun semangatnya sama seperti iman, karena itulah ciri khas manusia, naik turun begitu. dan untuk hal demikian untuk memotivasi lagi saya mencari inspirasi dari senior, atau dari youtube melihat perjuangan dari orang orang hebat diluar sana, selanjutnya melihat kondisi pemimpin pemimpin dunia. Dan disana saya berpikir mereka pasti banyak prosesnya dalam belajar dan kalau kita gini gini doang kita gak bakalan bisa maju dan berkualitas seperti mereka. atau sekarang, saya bisa termotivasi lagi karena dalam posisi jauh dari Indonesia yaitu melihat kondisi Indonesia sehingga termotivasi untuk bisa menyelesaikan masalah itu. Jadi kita harus mempunyai sebuah tonjakan atau batu asah, sebuah hal yang membuat kita termotivasi yang ingin kita saingi, tentunya dalam hal kebaikan..agar kita bisa maju dan menjado berkualitas. dan kita akan semangat belajar lagi sehingga bisa menyelesaikan masalah itu.