JnK, Mei 2020—Kuliah di luar negeri sudah menjadi impian banyak orang. Nah, tapi bagaimana sih caranya supaya kita bisa mendapat Surat Penerimaan (LoA) dari kampus yang dituju?
Dalam memanfaatkan peluang pada masa pandemi ini, Youth Ranger Indonesia (YRI) mengadakan acara Ngobrol Asyik atau yang dikenal dengan sapaan Ngobras. Ngobras yang dilaksanakanoleh YRI ini ditujukan untuk kegiatan donasi kepada para masyarakat yang terkena dampak Virus COVID-19 dengan mengambil beberapa topik umum yang menjadi kebutuhan pemuda Indonesia, salah satunya topik ini. Acara yang diisi oleh Afham Hakim (penerima lima LoA sekaligus) dan dimoderatori oleh Galuh Ayu Amalia akan menjabarkan tips jitu sekaligus menjawab pertanyaan teman-teman agar mudah mendapatkan LoA dari universitas luar negeri yang diinginkan.
Pertama kita harus tahu. Kita tuh mau kuliah atau S2 by research atau by coursework? Afham yang mendapat LoA dari University of Edinburgh, University of Leeds, University of Sheffield, University of Manchester, dan University of Birmingham menjelaskan pertimbangan pertama untuk mendapatkan LoA. By research akan dilaksanakan dengan banyak melakukan riset, bisa melalui riset lapangan, laboratorium atau hanyaby literature dan harus mendapatkan professor dari universitas yang dituju. Lain halnya dengan by coursework, perkuliahan penuh dilakukan dalam kelas kalau pun terdapatriset biasanya hanya mini thesis.
Dua. Persiapkan berkas-berkas administrasi yang akan diserahkan. Untuk identitas diri, disarankan menggunakan paspor supaya tidak perlu membuatnya lagi di kemudian hari dan juga usiapaspor masih ada sekitar 3 tahun. Berkas selanjutnya adalah ijazah atau transkrip nilai. Jika belum lulus, bisa meminta surat keterangan dari kampus kapan kita akan lulus, nanti baru disusul oleh ijazah yang kita miliki. Sebagai sarana komunikasi, kita juga harus memiliki sertifikat IELTS atau TOEFL IBT dengan skor “aman” IELTS adalah 6.5 dan TOEFL IBT adalah 80 sebagai bukti kita mampu berbahasa Inggris dengan baik. Hal lainnya adalah reference letter yang merupakan surat rekomendasi dari orang yang kenal dengan kita yang berasal dari jalur akademik atau profesional, lalu personal statement/motivation letter, dan academic CV.
Agar mendapat LoA dari kampus yang diinginkan, Afham menjelaskan tips-tips dalam membuat personal statement, reference letter, dan academic CV yang menjadi pertimbangan utama. Personal statement adalah esai yang berisi latar belakang, alasan memilih kampus dan jurusan yang dituju, kontribusi di kampus terkait, dan rencana setelah lulus. Berkas ini akan mem-branding diri kita agar menunjukkan bahwa kita adalah kandidat ideal untuk kampus terkait. Isi dalam personal statement tidak perlu banyak menjabarkan prestasi, tetapi bagaimana satu prestasi saja cukup memiliki dampak yang besar bagi masyaraat atau lingkungan. Selanjutnya, reference letter yang baik adalah dibuat dari jalur akademik dan jalur profesional. Reference letter akan menjelaskan bagaimana kepribadian kita dalam bekerja dan menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, carilah orang dengan jabatan lebih tinggi yang mengenal kita secara personal, misal dosen proyek, dosen pembimbing akademik (disarankan sudah S3) atau dalam perkerjaan bisa dilakukan oleh HR manajer.
Terakhir adalah untuk membuat academic CV yang baik. Academic CV haruslah menjelaskan detail dalam tiap poin yang kita cantumkan dalam data diri, riwayat pendidikan, pengalaman bekerja, aktivitas, dan prestasi. Deskripsikan diri kita dengan baik saat perkuliahan, bekerja sebagai apa, pencapaian di organisasi bagaimana, aktivitas apa saja yang sudah kita lakukan untuk menunjangsoft skills kita, dan jelaskan prestasi yang sudah dicapai dalam 3-5 tahun terakhir.
Untuk mendaftar ke universitas di luar negeri, dapat dilakukan secara mandiri maupun melalui pihak ketiga. Jika pendaftar masih sangat awam dan bingung, bisa dilakukan melalui pihak ketiga, misalnya IDP. Mereka akan membantu secara gratis untuk teman-teman yang ingin mendaftar ke universitas di luar negeri. Lain halnya dengan mandiri, pendaftar akan menyiapkan semua sendiri dan diwajibkan untuk selalu up to date dan melakukan riset melalui website atau kontak-kontak kelembagaan yang dituju sampai mengisi application form.
Setelah semua berkas rampung dan diajukan, universitas akan memberikan satu dari tiga keputusan. Pertama, pendaftar lolos tanpa syarat. Artinya, pendaftar pasti bisa masuk ke kampus tersebut. Kedua, pendaftar diterima dengan syarat. Biasanya hal ini terjadi karena kurang berkas yang dibutuhkan, misalnya IELTS. Nanti jika semua berkas telah terpenuhi, surat penerimaan bersyarat akan diganti surat penerimaan tetap. Terakhir adalah surat penolakan. Hal ini berarti pendaftar belum jodoh dengan kampus yang dituju dan harus mencari kampus lain untuk mendaftar.