You are currently viewing Mengenal Jurnal Kredibel dan Predator

Mengenal Jurnal Kredibel dan Predator

Tema Materi : Bincang-Bincang Jurnal

Pembicara : Umu Faza Rokhmah

Hari / Tanggal : Rabu / 25 Desember 2019

Via : Grup WA #CI Pengurus & Anggota 19

Jumlah Peserta            : > 52 orang

SRC (School of Reseacrh) chapter 2 kali ini, kita akan dibahas mengenai bagaimana memilih jurnal yang baik.

Temen-temen baik pengurus dan anggota MITI KM pasti udah ga diragukan lagi, pasti udah melaksanakan penelitian-penelitian keren. Nah tapi sayangnya kadang masih bingung bagaimana untuk publikasinya. Ditambah lagi kenapa sih kita harus publikasi?

Publikasi ini merupakan salah satu bagian penting yang perlu kita lakukan sebagai akademisi dan scientist. Ada beberapa alasan kenapa publikasi terutama dijurnal ilmiah itu penting. Bisa karena alasan jabatan fungsional, beasiswa, kelulusan, dana riset, tapi yang paling penting untuk dijadikan niat kita menulis jurnal adalah supaya manfaat dan keuntungan dari hasil penelitian kita bisa dibaca dan bermanfaat buat masyarakat tentunya. Bahkan baru-baru ini publikasi jurnal menjadi cerminan kualitas aktifitas ilmiah disuatu negara

          Pada slide diatas bisa dilihat bahwa negara tercinta kita indonesia masih dibawah Negara ASEAN yang lain, menjadikan evaluasi dan introspeksi kita sebagai scientist, yuk yuk semangat nulis, semangat publikasi!.

          Kemudian, karena zaman sudah milenial yang tadinya jurnal itu berbentuk printed sekarang sudah berubah jadi bentuk online. Nah ini ada keuntungan tapi juga ada kelemahannya juga, salah satunya jebakan jurnal predator. Supaya terhindar dari kekejaman jurnal predator, kita perlu tahu dulu dimana sebaiknya kita perlu mempunblish tulisan kita.

Jurnal ada 4 tipe jurnal yaitu

  1. Jurnal Nasional
  2. Jurnal Nasional Terakreditasi
  3. Jurnal Internasional
  4. Jurnal Internasional Bereputasi

          Jurnal Internasional di Internasional bereputasi juga sama, tapi yang bereputasi ini sudah terindeks pada database seperti scopus, web of scince dan sebagaianya. Database tersebut yang menilai sebuah Jurnal Internasional dikatakan bereputasi atau tidak sesuai dengan syarat dan ketentuan database masing-masing. Setelah temen-temen faham perbedaan kategori dari masing-masing jurnal, baru kita menentukan kira-kira hasil penelitian saya masuk nasional atau internasional. Kemudian kita juga perlu mengenali bagaimana memilih jurnal yang baik itu?.

Disini ada beberapa indikatornya

Bisa dilihat dari impact factor, ranking jurnal, editorial board dsb.

          Cara ini adalah salah satunya yaitu dengan melihat jurnal metric-nya, biasanya publisher elsivier mencantumkan jurnal metric-nya

          Atau bisa dengan melacak kapabilitas dan banyaknya publikasi dari tim editor dan reviewernya, semakin baik kualitas dan kontribusi mereka dalam dunia science, insyaallah mereka akan punya kredibilitas yg tinggi untuk menilai suatu jurnal layak diterima atau tidak, dan akan memberikan komentar maupun masukan yg benar.

          Temen-temen juga bisa menilai jurnal itu bereputasi atau tidak dari nilai impact factor-nya. Semakin tinggi nilai impact factor berarti jurnal itu banyak disitasi dan menyumbangkan hasil penelitian yg amat berarti bagi peneliti lain. Bisa dilihat dari contoh jurnal American n journal of clinical nutrition yg termasuk Q1, nilai impact factor-nya sangat tinggi

Kalo ini cara Favorit saya. Memakai SJR, dari sini saya bisa mengeceki kualitas jurnal yang bisa saya tuju, mulai dari kuartil, impact factor dll. Terus untuk keiteria yang lain sepertinya bisa dibaca dislide.

Ini juga tidak kalah penting. Untuk mengetahui jurnal itu bergegsi atau tidak bisa kita lakukan dengan mengecek indeksasi jurnalnya.

Kemudian ini ada pengkategorian pula oleh kemenristekdikti terkait tingkatan reputasi. Untuk jurnal-jurnal yang bereputasi tinggi biasanya terindeks oleh web of science atau scopus. Karena 2 megadatabase itu punya standar tinggi untuk bisa memasukan jurnal pd pangkalan datanya. Itu mungkin beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk menentukan nilai suatu jurnal. Baik, sekarang kita masuk ke jurnal predator yah kawan.

Jurnal Predator

            Jurnal predator ini bisa dikatakan jurnal yang abal-abal atau kaleng kaleng. Kenapa bisa disebut abal-abal?. Karena tujuan dia semata adalah profit atau keuntungan, sementara review atau penilaian keilmiahan thd artikel yang dipublikasikan tidak diperhatikan. Tentunya hal ini merugikan bg peneliti d bagi pembaca. Hasil penelitian yg bagus akhirnya tdk bs memberkkan faedah yg maksimal krn tipu2 jurnal predator ini. Belum lagi tarif yg mahal, mencekik peneliti itu sendiri. Lalu apa yg perlu diwaspadai? Atau bagaimana agar tidak terjebak pada kekaleng kalengan jurnal predator

            Kira-kira ini langka-langkahnya. Yang menjadi point penting adalah ketika kita memasukan disuatu jurnal tiba seminggu kemudian atau sebulan kemudian dijanjikan publish. Ini patut dicurigai bahwa jurnal itu adalah jurnal predator. Ya namanya publish jurnal itu butuh proses, dari mulai penerimaan manuskrip, review, proofread dsb. Jadi agak tidak masuk akal tiba-tiba baru masuk langsumg diterima. Kalaupun ada masukan itu hanya sekedar typo tapi tidak ada masukan terkait substansi dan keilmiahan riset.

            Temen-temen bisa cek diwebsite atau web kemenritekdikti terkait mana aja yg termasuk jurnal abal-abal. Tapi tetep harus updated dan pasang barrier pemilihan jurnal yg baik spt yg sdh dijelaskan diatas. Karena jurnal-jurnal ini akan selalu muncul karena ya memang keuntungan yg menggiurkan itu.

            Sebagai penutup, ini tips dari saya mungkin heheh, jangan malu untuk berdiskusi dan berkonsultasi terkait pemilihan jurnal yang cocok untuk tempat teman-teman semua publish.

#Sesi Tanya Jawab

Pertanyaan Pertama

Nama : Risma Chulashotud Diana

Asal departemen : Binwil Jabalnusra

Pertanyaan :

  1. Sinta masuk kategori apa kak?
  2. Bagaimana cara buat id Sinta dan scopus? Tipsnya kak
  3. Cara nyari data yg kita butuhkan tapi tidak ada di internet ataupun jurnal? Terimakasih

Jawaban Narasumber

oke makasih mba atas pertanyannya. sinta itu database untuk mengindeks jurnal nasional yang dibuat oleh kemenristekdikti. untuk detail caranya bisa didownlod ebook publikasi ilmiah 2017 dari kemenristekdikti karena panjang. yang jelas harus masuk dulu ke sinta atau scopusnya. Nah setau saya butuh nomor NID untuk sinta, kalau scopus biasanya kita perlu publishe dulu jurnal yg terindeks dicopus untuk mendapatkan nnomer ID, wlaupun tdk harus jd first author. terus pertanyaan yg ketiga untuk data itu maksudnya data yg seperti apa ya mba?

“Misal seperti ini mbak. Saya mau cari data mengenai millenial males baca misal e. Nah, saya coba nyari data diinternet, jurnal-jurnal itu gk ada… Padahal banyak orang yg berasumsi seperti “Asumsi yg kuat adalah yg disertai fakta, salah satu e data”. Nah buat nyari data seperti itu biar ketemu caranya bagaimana?” – Penanya.

Owalah…. kalo menurut saya kita bisa memakai data dari perpustakaan nasional, atau perpustakaan daerah dan kampus. walaupun mungkin belum mendapat data yg sudah jadi kita bisa mengolahnya dari profil data pengunjung. ini bisa dilakukan setelah kemungkinan kita sudah mencari banyak referensi tapi belum menemukan juga atau kita bisa melakukan survei sendiri dengan menggunakan fasilitas sosial media seperti wa dengan isian google form yang sudah kita rancang untuk menjawab kebutuhan data yg kita harapkan.

Pertanyaan Kedua

Nama : Sholah Fariduddin

Asal departemen : RIPI

Pertanyaan :

  1. Bagaimana caranya jika kondisi kita sangat perlu cepat untuk proses publikasi tapi tetap terindeks tidak masuk wilayah jurnal predator, rentan rata rata estimasi waktunya mba. Terimakasih

Jawaban Narasumber

Nah ini sih yang suka jadi gundah gulana terutama mahasiswa yg dikebut waktu studi, kalau saran dari saya banyak baca jurnal yang memuat topik yang sama dengan riset yang kita lakukan, kemudian amati jadwal publikasinya. kalau untuk jurnal2 internasional biasanya terbit setiap bulan. kalau jurnal nasional biasanya terbit 3-4 kali dalam setahun. so kita tentunya lebih memilih jurnal yg terbit kalau bisa setiap bulan. tapi perlu dipertimbangkan juga terkait persentase penerimaan jurnal dan history artikel.

Misalkan kaya contoh disini, kita download beberapa artikel yg sdh publish djurnal tersebut lalu bandingkan jarak dr mulai submit hingga accepted dan publish. Setelah kita analisis ternyata lama, jd mungkin cari lagi jrnal lain yg lebih cepat. Meskipun setelah kita cek mereka publish tiap bulan. Semakin kredibel suatu jurnal biasanya makin lama. Kalo dari pengalaman jurnal nasional bs memkan waktu 3-6 blan. Sdgkan internasional sekitar 6 bln sampai 1 tahun. Kalau memang mengejar target lulus, kita sbg peniliti hrs punya strategi. Ketika sdh dapat data dr parameter uji lgsg olah dan buat pembhasan. Agar kita dpt segera submit meskipun tesis atau disertasinya masih belum selese. Ini trik yg bs dilakukan utk memangkas waktu studi.

beberapa jurnal ada yg mencantumkan persentase penerimaan misal 30% atau 40% semakin kecil persentase penerimaan brarti jurnal itu sangat kece.

Pertanyaan ketiga

Nama : Risma Chulashotud Diana

Asal departemen : Binwil Jabalnusra

Pertanyaan :

1. responden untuk penelitian kualitatif minimal berapa?

Jawaban Narasumber

Penelitian kualitatif sebetulnya bisa menggunakan minimal satu subjek, tapi ini benar2 harus mewakili semua data dan keakurasian penelitian. misalkan dari seorang profesor yang ahli di bidang atau topik tersebut dan sudah lama melakukan penelitian terkait hal tersebut. Akan tetapi, pada kenyataannya subjek yang kita akan gali informasinya tidak semuanya profesor atau ahli. maka dari itu butuh beberapa subjek. Pemilihan beberapa subjek ini tergantung dari kebutuhan data yang kita inginkan. bisa jadi 3 atau 4 orang yang mewakili. kemudian dari jawaban dan pernyatan mereka kita analisis dengan metode ttt misalkan triangulasi. dari yang saya lihat teman menggunakan penelitian kualitatif membutuhkan subjek sekitar 3-5 orang. tapi balik lagi ketujuan penelitian kualitatifnya dengan pertimbangan dosen statistiknya mba. itu yang baru saya tahu mba (ilmunya masih cetek dan belum banyak pengalaman untuk penelitian kualitatif khususnya). kalau sampel minimal yang saya tahu untuk penelitian kuantitatif. ini tolong dikoreksi ya jawaban saya kawan- kawan.

Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia Klaster Mahasiswa – MITI KM

  • KOMPENTEN
  • PROFESIONAL
  • KONTRIBUTIF

Leave a Reply