You are currently viewing Mengenal Konsep Wisata Halal di Indonesia

Mengenal Konsep Wisata Halal di Indonesia

NOTULENSI SHARE WITH US #2

Tema Materi               : Mengenal Konsep Wisata Halal di Indonesia

Pembicara                    : Aqilah Nurul

Hari / Tanggal             : Sabtu / 28 Desember 2019

Via                              : Grup Share With Us #2 -2019

Jumlah Peserta            : 226 orang

Materi

Untuk share with us kali ini membahas tentang pariwisata halal. Dalam ppt yang saya sajikan, saya menyederhanakan konsep wisata halal agar mudah dimengerti dan tidak multitafsir. Karena, “halal” dalam pariwisata halal bukan mengatasnamakan AGAMA tapi lebih ke Gaya Hidup wisatawan muslim. Jadi, semoga teman2 bisa menyimak dan menyinggkirkan sejenak kata “halal” = Islam

Awalnya, mengapa muncul istilah pariwisata halal karena keluhan wisatawan muslim jika berkunjung di suatu wilayah/negara. Hal ini digambarkan pada tahun2 2009 ke bawah, dimana sebagian besar keluhan umat muslim yg berpergian ke wilayah non muslim adalah makanan dan tempat ibadah. Karena Islam memiliki ketentuan dimana setiap umat diwajibkan memakan makanan halal (tidak mengandung babi, miras dll) dan sholat 5 waktu per harinya.

Nah slide yang saya paparkan sengaja dr tahun 2015, karena pariwisata halal mulai dikenal dan diberikan perhatian khusus setelah Indonesia meraih penghargaan best halal destination award yaitu lombok

Nah, terus, muncul pertanyaan, kan Indonesia mayoritas Islam. Terus npa harus ada pariwisata halal, padahal emang tanpa “pariwisata halal” pun sudah halal.

Jawabannya, karena mayoritas Islam belum membuat wisman (wisatawan mancanegara) menganggap semua yg dihidangkan halal. Ini dibuktikan segmentasi pasar timur tengah ke indonesia 2017 thn ke bawah hanya berkisar 200rb per tahunnya. Jumlah itu sangat jauh dr jumlah wisman dr benua asia, amerika, dan eropa yang diatas 300rb per tahunnya. Padahal wisman timur tengah menjadi pasar yg menjanjikan, sebab mereka cenderung lebih banyak mengeluarkan uang di wilayah tersebut saat melakukan perjalanan ketimbang negara2 lain.

Pdhal, Indonesia mayoritas beragama islam tp ternyata dipandang belum menarik bagi pasar timur tengah. Salah satu keluhannya adalah mereka masih ragu dengan makanan dan fasilitas ibadah krn kurangnya informasi.

Perlu disadari bahwa pariwisata adalah industri bisnis, dimana pariwisata Indonesia itu adalah produk yang di dipasarkan di mata dunia melalui awarding atau branding. Nah, “Pariwisata halal” itu salah satu branding/citra kita di mata dunia khususnya wisatawan muslim. Biasanya disebut extended product. Produk tambahan yg memiliki pasar. Pasar disini adalah wisatawan.

Aturan mendasar pariwisata halal itu bukan mengubah budaya atau objek wisata yg menjadi islamiah. Tapi dari fasilitas penunjang seperti makanan dan minuman halal, dan kemudahan menjalankan tempat ibadah meski berada di wilayahnya mayoritas non-muslim.

Timbul lagi pertanyaan, Indonesia merupakan negara yg menjamin wargany beribadah dan saling menoleransi agama yg berbeda utk beribadah, dan hampir disemua destinasi wisata di Indonesia menyediakan tempat ibadah. Namun lagi2, rasa toleransi ini belum dipahami oleh wisman muslim. Mereka mencari titk2 wisata via internet, seperti halnya kita yg mungkin ingin berlibur atau melanjutkan studi di suatu negara, tentunya kita mencari info tersebut di internet kan. Kalau tidak ada informasi lokasi A menawarkan pariwisata halal, bagaimana mereka akan tertarik utk berkunjung?

Di slide saya yg lain, saya menggambarkan pariwisata adalah produk yg mana bertujuan menghasilkan keuntungan dengan melakukan segmentasi pasar dan analisis kebutuhan pasar. Dan wisatawan adalah konsumen yg mengharapkan kenyamanan, rasa aman, dan sesuai budget mereka. Salah satu kenyamanan dan rasa aman yg diharapkan wisatawan muslim adalah mereka nyaman beribadah dan aman melakukan hal2 yg tdk melanggar ajarannya seperti makanan halal atau menghindari tempat2 maksiat. Dan melihat tren perjalanan wisatawan muslim tiap tahunnya meningkat, membuat pariwisata halal sebagai salah satu upaya menarik wisatawan tersebut berkunjung.

Maka wajar, beberapa negara non muslim seperti jepang, korea, cina membranding halal tourism. Karena melihat pasar mereka adalah Indonesia dan Malaysia yg mayoritas Islam. Sehingga memenuhi kebutuhan dasar mereka menjadi kenyamanan wisatawan yg diharapkan mereka bisa menghabiskan uangnya di negara tersebut dan berkunjung lg

Tanya Jawab dan Diskusi

Pertanyaan #1

Nama: Anugrah S.

Asal: –

Assalamualaikum. saya mau bertanya, Terkait Turis yang Mayoritas Non Muslim, apakah dengan Wisata Halal dapat memberikan Pengaruh positif bagi Non Muslim untuk seluruh dunia, berikan penjelasannya? Tks

Jawaban #1

Waalaikumsalam.Terima kasih Anugrah,

Nah, di luar negeri, pariwisata halal tidak menjadi kisruh yang diperdebatkan. Kenapa? Krn kata “halal” itu diterima di setiap orang d dunia. Bagi orang non muslim, halal = higienis dan baik. Jadi mereka tidak merasa keberatan..bahkan tren pariwisata halal seperti restoran lebh digandrungi wisatawan non muslim.

Krn memang, pariwisata halal bukan berbicara tentang agama, tp tentang upaya memuaskan wisatawan dengan menambahkan fasilitas2 dan pelayanan yg sesuai aturan islam tp tdk menganggu wisatawan non muslim.

Jadi, wisata halal tentunya memberikan dampak positif. Jika tidak, tentunya beberapa negara non muslim tidak ikut membranding wisata halal. Untuk non muslim khususnya wisman, biasanya mereka telah memahami konsep halal.

Pertanyaan #2

Nama: Fauziah

Asal: Medan

Seperti yang saya ketahui bahwa wisata di Medan, bisa saja dibuat wisata halal, namun, masyarakat yang tinggal di daerah wisata Medan itu banyakan  non muslim, dan mereka cenderung membuat suasana wisata itu sesuai dengan kepercayaan mereka, nah bagaimana strategi yg dapat dilakukan untuk mengubah tempat wisata itu menjadi tempat wisata alam.

Sebagai contoh adalah wisata danau Toba yang masih jauh dikatakan dari wisata halal

Jawaban #2

Terima kasih fauziah

Kebetulan saya pun pernah ke Medan. Medan sebagai pusat provinsi sumut tentunya harus adaptif dengan pariwisata halal. Mengapa? Karena danau toba di branding jd pariwisata dunia, kan.

Nah, kmrn juga sempat banyak penolakan wisata halal di lokasi penelitian saya, jika tanah batak dijadikan pariwisata halal, berarti “sibabi” menjadi “sisapi”, “batak” menjadi “arab”

Tp diakhir statementnya mereka memperbolehkan didikan mesjid sbg penunjang wisata.

Dari sini saja, kita bisa melihat bagaimana salah kaprahnya pariwisata halal jika disangkut pautkan dgn agama, kan

Pariwisata halal tidak mengubah apapun, hanya menambah fasilitas dan itupun bertahap sesuai karakteristik wilayahnya.

Bisa dilihat dari slide panduan pariwisata halal. Kalau wilayah tersebut mayoritas Islam, mungkin klasifikasi 3 bisa terpenuhi. Namun, jika wilayah tersebut mayoritas non-muslim, minimal klasifikasi 1 terpenuhi. (Ehh.. sibabi tuh nama desa di kawasan danau toba yah).

Pertanyaan #3

Nama: Arif

Asal: Semarang

Pertanyaan:

Konflik horizontal seperti apa yang biasanya muncul dari wacana pemunculan daerah wisata halal? Sebelumnya sudah ada atau belum riset terkait reaksi masyarakat terhadap kemunculan wisata halal?

Jawaban #3

Iya, sudah banyak riset tentang wisata halal di Indonesia. Dan Indonesia jadi top 1 tahun 2019 itu tidak terlepas upaya pemerintah dlm menyediakan fasilitas2 seperti makanan halal dan kemudahan beribadah.

Nah, konflik horizontal biasanya terjadi krn pemahaman konsepnya yg tdk menyeluruh seperti yg saya contohkan td di danau toba

Pertanyaan #4

Nama : Nisa

Asal : Universitas Gadjah Mada

Pertanyaan :

Indonesia sbg negara muslim terbesar berpotensi utk menjadi leader dlm industri wisata halal dunia. Namun persepsi masy Indonesia sendiri mengenai wisata halal msh blm sepenuhnya benar. Sebagian besar msh menganggap bahwa  wisata halal adalah suatu hal yg eksklusif dan hanya ditujukan utk muslim saja. Bagaimana upaya utk mengubah persepsi tsb terutama kpd masy Indonesia yg non-muslim? Karena masy non-muslim jg merupakan pasar potensial utk industri wisata halal. Terima kasih

Jawaban #4

Iya, benar. Makanya, kita bahas konsep dasarnya pariwisata halal malam ini agar teman2 juga bisa meluruskan dgn teman dan di lingkungan teman2 bahwa pariwisata halal bukan mau mengekslusifkan. Hanya penambahan fasilitas agar wisatawan muslim pun merasa puas berwisata di destinasi tersebut. Knp hanya muslim? Krn dr 6 agama, agama muslim satu2ny agama yg menyeruhkan beribadah 5 kali sehari dan memiliki pantangan makanan yg org non muslim menganggapnya makanan itu boleh dimakan.

Tp selebihnya sama sih, menikmati liburan yg menyenangkan. Pariwisata hal yg menyenangkan. Sangat sedih klo hal menyenangkan dijadikan polemil kan

Pertanyaan #5

Nama: Dian,

Asal: Pangkep,

pertanyaan

Mungkin ini pertanyaan basic ya kak Krn saya masih awam tentang tourism.

gimana dengan kepulauan yg berpotensi untuk destinasi lokal untuk dijadikan pariwisata global terutama daerah pesisir? Mengoptimalkan daerah tertentu yg sulit dijangkau tp dapat berefek jg di sisi pariwisata, adakah strategi khusus menurut kakak pemateri?

Jawaban #5

Oia..meski ini bukan pariwisata halal yah,

Tp info aja sih, Pariwisata Indonesia menjual 2 hal, budaya dan alam.

Keindahan pulau menjadi salah satu daya jual yg tinggi di pasar dunia.

Pasar disini adalah wisatawan yah..

Jika ingin membahas strategi apa, pasti bakalan panjang dan itu bukan tugas kita sendiri menciptakan suatu destinasi biar jadi global. Perlu ada kesepakatan dr pemerintah, swasta, masyarakat, akademisi termasuk kalian utk memikirkan pengemasan produkny gimana nih.. dan brandingny seperti apa agar bisa d kenal dunia. Produk disini tentunya pariwisata yah..

Pertanyaan #6

Nama: Okky Rizal Kusuma lulusan

Asal: perikanan Untirta

pertanyaan

1. Bgmna pelayanan yg diberikan pengelola untuk wisatawan non muslim klau diterapkan wisata halal ?

2. Skripsi saya yaitu mengenai daya dukung wisata halal di pesisir pantai, penelitian saya memodifikasi daya dukung ekowisata dan daya tarik wisata (aksesibilitas, amenitas dll)..

sarana ibadah, makanan halal mnjd point’ utama

jd Inti kesimpulannya yaitu pesisir pantai mendukung bersyarat..

nah syaratnya itu yaitu klau musim-musim tertentu kawasan pesisir pantai membludak pengunjung, jd malah berpotensi merusak ekosistem.. padahal kan ekowisata halal yg baik itu jg dpt menjaga kelestarian alam ya kk ?

nah bagaimana caranya untuk merekomendasikan dalam mengatasi hal tsb ?

Jawaban #6

Ok.. ini utk pertanyaan 6 yah.. disini udah ada panduan utk pariwisata halal,

Krn wktny terbatas yah..

Pertanyaan #7

Nama : Nurul Hikmawati

Asal : Bekasi

Pertanyaan : terkait pariwisata halal di Indonesia seberapa besar kendala atau kesulitan dalam memfasilitasi wisatawan Muslim mancanegara ataupun lokal?

Jawaban #7

Kendala terbesar adalah label halal dari MUI

Krn utk mendapatkan label halal MUI butuh waktu dan proses yg panjang.

Bukan sekadar g mengandung babi dan anjing saja, tp dr bahan2nya, mengambilny dr mana, dll. Kalau pengen tau, bisa dipelajari sendr website mui nya yah..

Pertanyaan #8

Nama: shinta

Asal: –

Assalamualaikum Wr. Wb saya ingin bertanya apa yg menjadi permasalahan/tantangan terkait wisata halal di indonesia? Dan apakah parwisata halal ini memiliki dampak tersendiri untuk memajukan perekonomian syariah? Terimakasih

Jawaban #8

Yg menjadi tantangan terbesar adalah pemahaman org indonesia belum selaras

Makanya lagi2 saya tekankan.. ini salah satu upaya kami dr bidang pariwisata utk menyelaraskan pemahaman ke masyarakat dan berharap teman2 juga bisa menyebarluaskan tentang konsep wisata halal. Bisa dibaca juga dr slide yg d berikan yah

Pertanyaan #9

Nama: Nina

Asal: Semarang.

Kak izin bertanya, konsep pariwisata halal apa jga nntinya akan menerapkan hotel syariah ?

Jawaban #9

Ini sama pertanyaan no.6

Sudah ada saya berikan panduan pariwisata halal dr kemempar yah

Pertanyaan #10

Nama : Yossy

Asal : Padang

Pertanyaan.

Beberapa waktu lalu saya melihat wawancara kepada pemimpin Seoul, beliau mengatakan bahwa meningkatnya kunjungan wisatawan Muslim karena pengaruh gelombang Hallyu atau budaya Korea memberikan lebih banyak keuntungan dan kemudahan untuk pedagang di Korea, terutama Seoul. Sebagai bentuk apresiasi, mereka mulai menyiapkan aplikasi yang memberikan pengarahan lokasi restoran halal, atau tempat yang menyediakan fasilitas ibadah. Asia Timur sendiri, yang terlebih dahulu menerapkan konsep wisata halal adalah Jepang.

Menurut kakak kenapa Negara mayoritas Non-Muslim lebih menerima konsep ini dibandingkan Indonesia?

Jawaban #10

Intinya, krn mereka melihat adanya peluang utk mendapatkan devisa negara lebih besar dr sektor pariwisata. Devisa = pendapatan negara

Pertanyaan #11

Nama: Abdurrahman Adam

Asal: –

Assalamualaikum. Saya tetarik dengan kalimat Halal bukan dulu mengacu hanya pada Islam. Mungkinkah akan terhadi halal yang tidak sesuai syariat islam? Misal karena kebutuhan pasar saja jd beberapa non muslim yg tidak mendalami hanya mengambil kulit luarnya dr kata halal. Siapa dan bagaimana cara mencegah hal itu? Terima kasih

Jawaban #11

Adanya lembaga standarisasi halal seperti MUI menjadi cara untuk mengantisipasi kesalahpahaman konsep “halal” di seluruh dunia. Jadi, meskipun bukan negara mayoritas muslim, tp sudah tersertifikasi halal, berarti itu sudah sesuai dgn konsep halal

Pertanyaan #12

Nama: Nabila

Asal: Yogyakarta

Pertanyaan

Ka mau nanya, kalau di indonesia, konsep wisata halal yg pas contohnya kayak gimana? Soalnya kan indonesia mayoritas udah muslim

Jawaban #12

Wisata halal tdk menyinggung agama, budaya, politik. Wisata halal itu berbicara ekonomi, menunjang kepuasan wisatawan melalui fasilitas dan pelayanan.

Pariwisata halal tidak mengubah apapun, hanya menambah fasilitas dan itupun bertahap sesuai karakteristik wilayahnya.

Konsep halal yg pas sesuai dgn kebutuhan dan karakter wilayahnya.

Bisa dilihat dari slide panduan pariwisata halal. Kalau wilayah tersebut mayoritas Islam, mungkin klasifikasi 3 bisa terpenuhi. Namun, jika wilayah tersebut mayoritas non-muslim, minimal klasifikasi 1 terpenuhi

Pertanyaan #13

Nama : Rosyid

Asal. :

assalamualaikum, saya ingin bertanya, bagaimana upaya pemerintah untuk membuat pariwisata halal itu sendiri, seperti wisata danau toba pernah di rencanakan sebagai wisata halal dimana di sana mayoritas non muslin dan memang utuk fasilitas ibadah sangat minin dan makan halal, adakah pemerintah mensosialisasikan wisata halal kepada pelaku pelaku pariwisata.

Pertanyaan #14

Nama : Arsinta Aulia

Asal    : Medan

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Saya ingin bertanya, Mengapa kebanyakan orang beranggapan bahwa dengan adanya Pariwisata Halal bakalan menghilangkan identitas dan budaya lokal terutama di daerah Danau Toba, Sumatera Utara yang salah satunya soal kuliner babi?

Mohon penjelasannya kak

Terimakasih

Jawaban #13 dan #14

Ini utk pertanyaan terkait toba yah..

1. Telah ada sosialisasi cuman pemahaman masyarakat yg belum sepaham dgn konsep halal. Hal ini salah satunya krn mrk menganggap pariwisata halal itu menjadikan kawasan mereka Islam.

2. Kenapa disasar di toba, krn toba termasuk destinasi yg menarik wisatawan dunia. Jd.. pariwisata halal diharapkan diterapkan pada destinasi wisata yg banyak dinikmati wisman. Seperti halnya berdagang, pasti kita akan cenderung memasarkan produk unggulan agar bisa mendapatkan keuntungan bukan?

Pertanyaan #15

Nama: Mira

Asal Aceh

Pertanyaannya

Wisata halal merupakan penerapan pada tersedianya tempat ibada, makanan yg halal, dan sesuai syariah yang ingin diberlakukan di daerah yg minoritas muslim pada semua aspek tempat atau hanya beberapa? Karena kalau diberlakukan hanya pd beberapa tempat secara tidak langsung sudah ada gtu. Mohon penjelasan

Jawaban #15

Timbul lagi pertanyaan, Indonesia merupakan negara yg menjamin wargany beribadah dan saling menoleransi agama yg berbeda utk beribadah, dan hampir disemua destinasi wisata di Indonesia menyediakan tempat ibadah. Namun lagi2, rasa toleransi ini belum dipahami oleh wisman muslim. Mereka mencari titk2 wisata via internet, seperti halnya kita yg mungkin ingin berlibur atau melanjutkan studi di suatu negara, tentunya kita mencari info tersebut di internet kan. Kalau tidak ada informasi lokasi A menawarkan pariwisata halal, bagaimana mereka akan tertarik utk berkunjung?

Pertanyaan #16

Nama: Nina Nurrahmah

Asal: Wakatobi, Sulawesi Tenggara

Assalamualaikum mbaak Aqilah. Sebelumnya terima kasih untuk ilmunya. kebetulan saya juga dari jurusan pariwisata di STIPRAM Yogyakarta.

1. Jika wisata halal adalah mudah menemukan makanan dan minuman halal serta kemudahan menemukan t4 ibadah. Bukankah itu memang sudah banyak di temukan di Indonesia. dan tanpa branding “pariwisata halal” juga indonesia memang sudah dikenal sebagai negara mayoritas muslim?

2. lalu bagaimana memberi pemahaman kepada masyarakat non muslim di Indonesia dalam hal ini meyakinkan mereka jika pariwisata halal tidak akan merubah budaya atau objek wisata menjadi islamiyah?

3.  Apa sih yang ditunjukkan atau di promosikan tentang “pariwisata halal” Indonesia kepada wisman? Ikon khususnya mbak? Bagaimana menyampaikan informasi “pariwisata halal” itu kepada wisman?

Jawaban #16

Sebenarnya kemempar tuh sudah berkoar2 utk mendudukkan staekholder (pemangku kepentingan) dgn konsep pariwisata halal

Karena kata halal menjadi pengertian yg luas, maka dikeluarkanlah panduan pariwisata halal dr kemempar utk menekankan kalau Pariwisata halal tidak mengubah apa yg dijual, tp menambahkan fasilitas dan pelayanan utk menunjang kepuasan. Dan diupayakan tdk menganggu wisatawan secara umum.

Kalau disimak klasifikasinya.. ada 3 kan,

Yah.. itu bisa dikaitkan kyk hotel bintang 1 sampe bintang 5

Tp g mewajibkan semuanya hrs bintang 5.. gitu sih analoginya

Pertanyaan #17

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Nama: ulva

Asal :-

Saya ingin bertanya, kenapa di daerah2 di indonesia yang mayoritas muslim, pariwisata halal sulit di kembangkan ? Lalu apa dampak dari kehalalan suatu wisata terhadap wisatawan lokal ? Dan bagaimana saran pengembangan bagi pariwisata yg ingin berkembang menjadi pariwisata halal, namun berada di daerah yg kurang kunjungan dari wisman ?

Terimakasih, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Pertanyaan #18

Harsya

1.untuk Resto ataupun cafe halal di indonesia, selain label Halal yg biasanya dicantumkan di depan pintu/brand resto/cafe apakah terdapat hal lain yg bisa digunakan customer untuk meyakinkan bahwa tempat tsb ter update kehalalan nya??

Kadang simpang siur terutama tempat dg konsep franchise di satu daerah ad label halal tp daerah lain tdk sehingga membingungkan customer

2. Di Indonesia sendiri adakah daftar resto/cafe mana saja yg telah tersertifikasi halal?

Trm ksh banyak sebelumnya

Jawaban #17 dan #18

Ohh iya,

Knp dari tadi saya bahas tentang wisman, dan mengapa wkt era pak yahya (menteri pariwisata) mengaungkan target wisman 20 juta.

Krn pemasukan negara melalui kedatangan wisman lebih besar dibanding wisnus.

Salah satu contohnya aturan harga tiket wisman sekitar 10× (klo g salah) dr harga tiket wisnus.

Belum lagi transportasi dan penginapannya yg lebih besar dibandingkan pengeluaran wisnus.

Apalagi Indonesia terkenal menjadi destinasi murah, tp menawarkan kekayaan budaya dan alam melimpah..

Sebenarnya dampak adanya label halal disemua item barang, bukan saja makanan, tp kosmetik dan lain2nya, itu menjamin kehigienisan produk tersebut.

Jadi, alangkah lebih bagusnya semua berlabel halal.

Hanya saja, krn utk mendapatkan LABEL HALAL dari MUI itu membutuhkan proses panjang, waktu, dan biaya yg lumayan besar, maka orang2 pun merasa tidak perlu menggunakan label halal.

Makanya.. selain persepsi yg belum sama, juga pengurusan label halal yg menjadi kendala besar di Indonesia

Pdhal, Label halal d  Jepang, Korea, dan Cina menggunakan sertifikasi dr Indonesia loh

Yg tanya daftar2 barang2 halal, bisa cek di website mui lggs. Disitu ada perusahaan yg sudah tersertifikasi halal beserta nomor pendaftaran halalnya yah..

Pertanyaan #19

Assalamu’alaykum wr.wb.

Ainul

Padang

sebelumnya berterima kasih atas ilmu yg sangat luar biasa dari pemateri malam ini.

langsung saja, izin bertanya.

seberapa besar tantangan dan persentase peluang Indonesia bisa menciptakan parawisata halal dengan kondisi keberagamaan yg dimiliki negara kita sendiri, meski pada umumnya Islam sudah menguasai mayoritas kepercayaan penduduk Indonesia dan sedikit memberi pedapat, bahwa halal bukan soal bahan baku dari makanan itu, tapi lebih dari itu semisal cara mendapatkannya. jadi semua org wajib tahu bukan hanya kita yg beragama Islam.

tapi, juga melatih sebuah kepribadian jujur dalam hal ini. yg mana makanan itu baik tapi, belum tentu halal baginya kalo iya dapatkan dengan cara2 yg tercela.

sekian terima kasih. Wassalam

Jawaban #19

Waalaikumsalam

Betul, semua org harus memahami konsep MAKANAN halal yg dimaksud d agama Islam.

Makanya adanya MUI utk menjamin itu.

Makanya.. ada 2 karakter wisatawan Muslim

1. Wislim yang menganggap halal itu harus dgn menyertakan bukti halal seperti sertifikat halal

Atau 2. Wislim yg menganggap halal itu cukup dengan menanyakan pd penjualnya saja. Jika toh itu g halal, yah bukan dosa kita kan, krn ada usaha menanyakan tp sudah dilimpahkan pd penjualnya.

Nah, orang indonesia atau wisnus cenderung di no.2

Sementara wisman cenderung d no.1

Makanya, krn pariwisata halal targetnya meraih keuntungan dr pasar global, mk label halal menjadi perhatian penting pelaku usaha yg membranding usahanya sudah halal

Pertanyaan #20

Nama: Mutiara Shinta

Institusi : RSCM

Pertanyaan: Dikutip dari sebuah artikel Kompas (16/07/2019),

“Hal terakhir yang menghambat pengembangan wisata halal adalah destinasi wisata/ kuliner tidak ingin disertifikasi wisata halal. Menurutnya (Arief Yahya, Menteri Pariwisata), penolakan tersebut karena sudah merasa telah menerapkan standar halal dan sudah berasal dari negara Islam”

Kutipan tsb menegaskan mengenai hambatan promosi wisata halal tidak dapat dilakukan karena mayoritas (khususnya di Aceh) masih keras berpersepsi dan merasa telah menerapkan standar halal (karena sudah berasal dari negara Islam).

Standar Sertifikasi Halal Pariwisata Halal itu apa komponen penilaiannya?

dan langkah kecil berdampak besar apa yang bisa dilakukan oleh orang awam (traveler/backpacker/ wisatawan Indonesia) untuk membantu penyelesaian hal persepsi tsb?

Jawaban #20

Komponen penilaiannya bisa di cek langsung di website mui (krn jawabannya bakalan sangat panjang). Sementara strategis apa yg dilakukan kecil dan berdampak besar, yah meluruskan konsep pariwisata halal ke orang yg kurang paham baik dr teman, keluarga maupun dr lingkungan. Nah, kalau masalah peran wisatawan, sbnrny itu terserah wisatawannya sih, soalnya wisatawan cenderung ini berlibur dan tidak memusingkan masalah2 halal sepanjang tidak menganggu liburannya. Ini berbeda hal kalau tentang lingkungan seperti pengolahan sampah dimana wisatawan turut andil utk menjaga area objek wisata agar tetap bersih

Meluruskan dgn teman dan di lingkungan teman2 bahwa pariwisata halal bukan mau mengekslusifkan. Hanya penambahan fasilitas agar wisatawan muslim pun merasa puas berwisata di destinasi tersebut. Knp hanya muslim? Krn dr 6 agama, agama muslim satu2ny agama yg menyeruhkan beribadah 5 kali sehari dan memiliki pantangan makanan yg org non muslim menganggapnya makanan itu boleh dimakan.

Pertanyaan #21

Nama : Bayu Anang

Asal : Surakarta

1. Bagaimana managemen pengunjung pariwisata mahrom dan non mahrom?

2. Kalau pantai mungkin bisa dikasih sekat atau pembatas berupa tembok atau gimana gitu kan ya, tapi bagaimana penerapan managemen pengunjung di gunung?

Jawaban #21

Nah,

Ini tuh kalau memang destinasi itu menerapkan klasifikasi ke-3. Jadilah tur tracking private kan,

Cuman menurut saya, belum ada yg sampai menerapkan klasifikasi ke-3 krn mengingat itu dpt menganggu aktivitas pariwisata

Pdhal pariwisata halal tidak utk mengubah atau membuat yg nyaman jd ngga nyaman

Pertanyaan #22

Nama: Siti Nurhasanah

Asal : Medan

Pertanyaan :

Langkah apa saja yang sudah dilakukan pemerintah untuk mendukung pariwisata halal?

Apakah sudah ada UU, perda atau peraturan lain seperti standarisasi tempat wisata yang mendukung wisata halal?

Jawaban #22

Ini sudah di jelaskan di atas yah..

Pertanyaan #23

Nama : Amalia

Asal    : untirta

Pertanyaan : Tadi kakak pemateri menyinggung tentang pemahaman konsep halal yang tidak menyeluruh, menurut kakak pemateri bagaimana caranya untuk mengoptimalkan pemahaman konsep halal tersebut yang masih belum sepenuhnya benar persepsinya di dalam masyakarat? Sekian terima kasih

Jawaban #23

Caranya menyederhanakan konsep pariwisata halal dan tdk mencampurkannya dlm kaitan agama.

Mkny kita selalu diajurkan utk membahas sesuai tp tdk menambahkan RAS. Krn pasti akan menimbulkan polemik, bukan

Pertanyaan #24

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Kak

Saya Dian Partawijaya dari Universitas Riau, Pekanbaru.

Pertanyaan saya.

1.         Bagaimanakah konsep Pariwisata Halal yang dikembangkan di daerah Lombok sehingga pada tahun 2015, Indonesia meraih penghargaan best halal destination award ?

2.         Apakah konsep yang diaplikasikan di daerah Lombok dalam pengembangan Pariwisata Halal dapat dijadikan contoh untuk daerah wisata yang ada di Indonesia?

3.         Dengan perolehan, Pariwisata Halal Indonesia menduduki Peringkat 1 bersama Malaysia kemudian diluncurkannya Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) pada tanggal 8 April 2019. Apakah mempengaruhi/berdampak kepada daya tarik Wisatawan mancanegara yang berasal dari Timur Tengah dating ke Indonesia?

4.         Apakah pengaruhnya bagi negara (terkhusus Indonesia) yang mengikuti Halal Tourism Award dari Global Muslim Travel Index (GMTI) ?

Jawaban #24

Waktu tahun 2015, lombok terpilih menjadi destinasi halal dunia berdasarkan voting. Kebetulan wkt it banyak yg voting Indonesia. Kenapa? Karena konsep halal muncul setelah terpilihnya Indonesia sbg destinasi pariwisata halal dunia

Kalau utk percontohan, hmm, sebenarnya Indonesia menerapkan konsep halal tuh belum seluruhnya. Krn 2 kendala tersebut. Tp kalau saya mengamati perkembangan beberapa destinasi wisata di Indonesia (kebetulan krn kerjaannya seperti itu), saya melihat kesadaran utk menyediakan makanan halal dan fasilitas yg memudahkan utk sholat cukup baik di destinasi2 yg d unggulkan. Seperti 10 destinasi prioritas. Bahkan d kawasan toba pun, ada fasilitas ibadah meski pemiliknya non muslim yah,

Iya, salah satunya raja arab dan keluarganya ke indonesia, menghabiskan beberapa miliar dan ada bentuk kerjasama yg besar, bahkan mereka merasa nyaman d bali meski bukan wilayah non muslim, itu menunjukkan bahwa timur tengah pun mulai melirik Indonesia.

Pertanyaan #25

nama :lynda

1. mengapa indonesia sebagai negara penganut islam terbesar di dunia kalah dari Singapura dan Malaysia dalam kategori wisata halal?

2. apakah wisata halal benar-benar akan mendongkrak industri pariwisata Indonesia?

3. selain kurangnya pemahaman masyarakat indonesia akan konsep “wisata halal” apa yang menyebabkan lambatnya perkembangan “wisata halal”  di indonesia?

Jawaban #25

Karena kendalanya dr internal.

Sementara Singapura dan Malaysia konsisten dgn branding pariwisata halal.

Pariwisata halal adalah SALAH SATU UPAYA PEMASARAN SUATU NEGARA UNTUK MENDATANGKAN WISATAWAN LEBIH BANYAK.

Intinya, seperti pemikiran bisnis, dimana ada pasar, disitu ada peluang. Dimana ada pasar wisman muslim, yah disitu ada peluangan menarik mereka berkunjung.

Pariwisata salah satu sektor yg diharapkan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi suatu negara, termasuk Indonesia.

Kan, kalau devisa yg masuk ke negara banyak, infrastruktur dan kebutuhan publik lainny bisa terpenuhi dgn baik. Sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat bawah. Jd bukan hanya mengharapkan sumbangan dr pemerintah, tp sbg pelaku usaha kecil dan menengah d sektor pariwisata.

Closing Statement

Ok teman2,

Pembahasan ini memang cukup menarik, dan memicu berbagai pertanyaan.

Cuman, Intinya, Pariwisata Halal itu branding suatu negara agar wisman Muslim berkunjung di wilayah tersebut. Kenapa hanya muslim? Krn kalau sudah bisa memenuhi wisman muslim, maka kebutuham wisman non muslim pun terpenuhi. Karena wisman non muslim menganggap halal itu hal yg higienis, dan karakter wisman non muslim lebih menyenangi yg terjamin higienisnya.

Nah yg menjadi polemik itu muncul dr kita sebagai produsen yg menganggap pariwisata halal tuh sama dengan Pariwisata BERBASIS NUANSA ISLAMIAH.

Dari pembahasan kita tentang konsep pariwisata halal di Indonesia malam ini, setidaknya kita bisa memahami bahwa pariwisata halal adalah branding, bukan pariwisata religi yg memang terkhusus kegiatan yg berkaitan dgn keagaman.

Pariwisata halal hanya menambah bukan mengubah yg dijual. Istilah klo dr bisnis produk komplementer atau pelengkap dr citra pariwisata indonesia “wonderful indonesia”

This Post Has One Comment

  1. Nabila

    Konsep wisata sangat luas sekali, dalam kategori apakah wisata halal ini bergerak? Dimana kategori wisata bermacam- macam seperti untuk berobat, pendidikan dll

Leave a Reply