You are currently viewing Dilema Bisnis Anak Muda Indonesia Di Pasar Asean

Dilema Bisnis Anak Muda Indonesia Di Pasar Asean

NOTULENSI SWU NEXT LEVEL

DATA BISNIS INDONESIA DAN ASIA

Gambar 1.Jumlah Penduduk Asia Tenggara <35 tahun

Indonesia memiliki jumlah penduduk kedua di ASEAN. Pada Gambar 1, Indonesia menempati urutan keempat terbanyak diikuti oleh Filipina, Malaysia, dan Myanmar dengan jumlah penduduk dibawah 35 tahun. Dari seluruh penduduk di ASEAN, separuh lebih di dominasi oleh anak-anak muda  dibawah 35 tahun yang masuk dalam kategori Gen X, Gen Y, Gen Z, dan Gen Alpha. Mereka sangat akrab dengan internet, lebih menyukai hal-hal yang instan, simple, dan cepat. Jumlah penduduk Indonesia yang hampir 40% dari total penduduk Indonesia menjadi pangsa pasar yang sangat menggiurkan bagi ASEAN dan dunia. Indonesia juga negara yang konsumtif. Berhubung Indonesia didominasi anak-anak muda, kita dapat bonus demografi yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain. Anak-anak muda menjadi sasaran untuk diimport ke LN (asia dan eropa) karena negara-negara tersebut kekurangan anak muda.

Gambar 2.Valuation of Southeast ASIAN Unicorn

Berbicara trend di kalangan muda, ada yang namanya Startup, Unicorn, Decacorn. Dari Gambar 2, data yang berasal dari Bain & Co. Asia Tenggara memiliki perusahaan-perusahaan, Startup baru yang bisa membawa investasi besar-besaran dari China, Silicon Valley, dll ke Asia Tenggara. Investasi tersebut masuk ke startup-startup yang valuasi–nilai perusahaan—nya gila-gilaan. Indonesi memiliki 4 startup yang masuk 10 besar di Asia Tenggara. Jika ditotal, seluruh valuasi 10 startup pada Gambar 2 kurang lebih satu tahun $ 35 Miliyar atau setara 490 Triliyun. Startup Indonesia ini (Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak) punya pangsa pasar yang sangat besar, which is kita yang di Indonesia. Namun,  6 yang lainnya juga masuk Indonesia. Startup kita juga tidak hanya di kandang, tetapi masuk ke Singapore (Gojek dan Traveloka), ke Malaysia (Gojek), dan Vietnam (Gojek).Keempat startup ini juga menjadi perusahaan besar yang mengakusisi perusahan-perusahaan dan startup kecil yang potensial di Indonesia.

Gambar 3.Data Investasi Startup Asia Tenggara

Pada Gambar 3 terlihat data investasi yang masuk atau deal dengan startup-startup yang ada di negara-negara itu. Singapore menjadi nomor 1, kemudian diikuti Indonesia. Sayangnya, indonesia pada 2019, nilai investasi yang masuk ke indo menurun, banyak penyebabnya. Seperti regulasi, kondisi politik yang kayak ga stabil (buzzer yang komen2 nyebar info hoax), dll. Hal tersebut mempengaruhi  startup-startup yang butuh modal untuk scale up untuk mendapatkan dana. Venture capital atau investor-investor besar di LN tidak mau masukin dananya ke Indo (maksudnya makin berhati2)

Gambar 4.Active Venture Capital in ASEAN dan Modal Ventura Korporasi

Pada Gambar 4 kita mengetahui bahwa venture capital atau investor-investor yang aktif menginvestasi atau memberi modal ke anak-anak muda yang mendirikan startup.Mereka yang membantu unicorn-unicorn Indonesia dan calon-calon Unicorn Indonesia.Namun perlu kita ketahui juga bahwa Indonesia memiliki investor-investor lokal yang ga kalah banyak kapitalnya. Mereka juga investasi di perusahaan-perusahaan rintisan anak muda yang butuh modal untuk scale up. Masalahnya, bagaimana startup-startup yang baru berdiri mampu terkoneksi dengan perusahaan atau investor lokal.

Gambar 5.Jumlah Pengguna Internet 2018

Salah satu trend bisnis yang sedang berkembang di Indonesia adalah fintech semacam gopay, ovo, e-wallet, halonia, dll.Trend untuk cashless pun semakin tinggi. Cukup swap atau scan QR code untuk bayar apapun makin digemari. Hal ini didorong karena perkembangan penetrasi pengguna internet atau smartphone itu sendiri.Bank-bak konvensional pun sekarang sudah mulai beralih investasi ke fintech.

Gambar 6.Porsi Pendanaan ke Industri Healthcare

Modal para investor kemana lagi disalurkannya? Ternyata trendnya ke arah industry healthcare. Di ASEAN, sasarannya Singapura dan Indonesia. Jumlah ini diprediksi bakal 10 kali lipat besar investasinya pada tahun 2025. Startup-startup yang bakal jadi unicorn baru di Indonesia pada sektor ini adalah alodokter dan halodokter.Pengguna aktifnya bertambah terus dan kebanyakan ibu-ibu muda yang pakai superAPP ini. Sektor healthcare, gap nya besar sekali di Indonesia. Mulai dari obat, alat kesehatan, manufakturnya, dan lain-lain. Belum masalah BPJS kita yang begitu deh. Underserved customer untuk healthcare di Indo besar

Gambar 7.Daftar Startup Kecil di Indonesia

Pada Gambar 7 diperlihatkan jumlah Startup di Indonesia dengan berbagai level nya.Kebanyakan Startup didominasi di Jabodetabek. Namun karena sekarang semua sudah terkoneksi, trend  di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatera terus bertambah jumlahnya.

TANTANGAN BISNIS

Sudah cukup berbicara mengenai data, beralih ke tantangan.Tantangan pertama yaitu trade war(China vs USA).Trade war ini mempengaruhi perdagangan seluruh dunia karena china dan US adalah ekportir dan sekaligus importir terbesar didunia, hampir semua negara ada hubungan dagang dengan mereka.Beberapa waktu lalu Indonesia dinobatkan USA bukan negara berkembang lagi.Jangan bangga! Hal itu karena USA ingin menerapkan tariff pajak tinggi untuk barang-barang produksi Indonesia yang masuk ke USA.Sepertitekstil dll jadi tidak punya daya saing lagi karena mahal jika dijual di USA.Dulu ketika menjadi negara berkembang, kita dapat keringanan tarif pajak, sehingga barang-barang kita dapat bersaing di pasar USA.Tantangan kedua saat ini adalah COVID 19. Virus ini sangat berefek bagi ekonomi dunia, khususnya sektor pariwisata dan penerbangan. Sudah banyak karyawan yang diberhentikan dari industri penerbangan di berbagai macam negara.Selain itu sektor yang terpukul adalah sektor ekspor impor, logistic. Pariwisata nih yang benar-benar terasa dampaknya. Barang-barang tidak bisa dibawa masuk dari negara-negara yang sudah banyak korban viruskarena dikhwatirkan membawa virusdan akan berefek ke industri manufaktur dll karena barangnya tidak bisa diekspor atau dijual.

Beralih ke tantangan lokal, menurut beberapa venture capital dan startup di Singapore, engineer-engineer dan developer lulusan indo, banyak yang kalah saing dengan engineer lulusan Singapore dan US. Unicorn-Unicorn kita itu butuh engineer, developer dan SDM (finance, HRD, dll) yang punya kompetensi dan wawasan kelas dunia. Mereka susah mencari di Indonesia SDM yang diharapkan sehingga mencari di luar Indonesia yang diakomodasi oleh Omnibus Law. Dilemanya jika Omnibus disahkan, akan banyak tenaga-tenaga asing yang kompetesinya kelas dunia bekerja di Startup-Startup Indonesia, padahal jumlah Startup kita bakal berkembang pesat dan investasi trendnya bakal naik setelah corona virus reda. Tantangan lainnya?Korupsi.Korupsi itu musuh terbesar Pancasila. Investor2 jadi wait and see kalo banyak korupsi oleh pejabat-pejabat di Indo.

TREND BISNIS YANG DIMINATI INVESTOR

Fintech, Healthcare, Education, Robot (AI), dan logistik merupakan list trend bisnis yang diminati investor kedepannya terutama di Indonesia.Ada yang menarik yaitu edukasiseperti ruangguru. Ini hits banget, valuasinya naik terus. Hal tersebut karena di Indonesia, pendidikannya banyak “gap” yang perlu teman-teman sambung/isi.Ruangguru berhasil nemuin gap itu.AI dan teman2nya, robot skrg menjadi trend kenapa?karenacost nya lebih rendah kalau diadopsi oleh perusahaan-perusahaan besar, dan hasilnya juga kebanyak lebih konsisten dibanding manusia yang kerja. Misal robot pembersih di bandara-bandara.Kalau ke changi, hampir ga ada cleaning service, adanya lionbots.Robot pembersih banda changi udah canggih dan bisa berinteraksi.

TANYA JAWAB

  1. Mas Andrie saya ingin bertanya, baru baru ini pernah ada berita tentang permainan bakar uang pada kebanyakan startup khususnya berita yang pernah muncul buk*lap*k yang akhirnya banyak tenaga kerja yang di pangkas habis. Apakah ada solusi sebagai CEO atau penggerak untuk bisa mengoptimalkan stabilitas startup dengan menjaga juga para karyawan yang potensial?

Jawab:

Oke, ini problemnya perlu di buka satu persatu. Semua bermula dari kesepakatan dengan investor (venture capital) yang injeksi dana ke bukalapak. Disitu ada termsheet yang isinya berapa valuasi bukalapak, berapa duit yang diinvestasikan, untuk apa aja duit itu digunakan, siapa aja direksinya, dan kalo ga tercapai target-target tertentu, siapa aja yang mesti lepas jabatannya dan lain-lain. Bakar uang itu sederhananya gimana supaya dapat user atau customer sebanyak2 nyadan profit jadi bukan yang ditumakan, yang penting customer beli barang lewat kita.

Nah, bukalapak tidak bisa mencapai target itu.tentu poin2 di term sheet harus dijalankan dong. Dari sini kita bisa belajar, bahwa sbg CEO atau owner startup, yang mau melibatkan venture capital dalam pendanaan startup nya, harus hati-hati, dan benar-benar pelajari termsheet nya. Mana yang memberatkan mana yang membuat kita bisa terus sustain jika ada masalah ditengah jalan, semua di negosiasikan dan di tuangkan di termsheet. Itu yang pertama, yang kedua, sebagai owner atau CEO, kita harus bisa mengukur kapasisitas diri kita. Kalo baca buku Zero to one, dijelaskan bahwa biasanya owner atau pendiri startup itu jago membawa start up-nya dari 0 (zero) ke titik 5 (misalnya), tapi kurang jago membawa startupnya ke titik dari 5 ke 10. Jadi, ketika startup kita sudah masuk ke titik 5, dan kita sadar kita ga bisa memanajemen perusahaan yang jauh lebih besar (startup kita uda gede ceritanya), maka serahkan dengan ahlinya atau CEO baru yang kita hire tapi kalo kita terus mengembangkan diri, mengasah kemampuan terus sehingga bisa jadi CEO kelas dunia, ya kita lanjutkan dari titik 5 k titik 10.

  • Bisnis fashion hijab gimana perkembangannya di ASEAN. Apakah peluangnya besar? Kalau buka offline masih baguskah. Atau hanya online saja. Kemudian gimana strateginya bisa kuasai pasar? Tanpa investasi besar dari orang luar. Terkait bisnis hijab, bagaimana prediksinya. Jika usaha online tidak ikut dimasukan ke marketplace. Karena data cust itu aset. Dan bagaimana cara terbaiknya?

Jawab:

Bisnis fashion ga ada matinya, bakal terus berkembang. saya lupa datanya, nanti lain kali kalo ketemu saya share. Khusus untuk jilbab, trendnya benar-benar mengikuti perkembangan orang pakai hijab itu sendiri ya menurut saya dan pemainnya sekarang makin banyak. Nah, gmana supaya orang ngeliat brand kita dan beli hijab ke kita, banyak sekali faktornya, salah satunya kalau kita bisa memberikan USP (unic selling point) atau deliver value yang berbeda dari perbisnis fashion lainnya, potensial customer akan beli ke kita. Apa yang membuat bisnis hijab kita berbeda dari toko online atau pebisnis hijab lainnya, itu yang harus cari, apakah dari sisi produk, sisi servisnya, sisi pembayarannya, sisi delivery nya atau harganya dan lain-lain. Lebih ditenkankan ke strategi dan value preposition yang kita berikan ke customerini juga berlaku dengan bisnis-bisnis lainnya.

Gimana cara tahunya? berbicara dan berteman dengan customer dan potential customer menjadi super pentingagar kita tau sebearnya potential customer kita itu “butuh” dan “suka” nya yang kayak seperti apa sih.

  • Terkait fenomena bakar uang untuk mencari user/customer.

Untuk memperoleh laba butuh waktu lama hingga muncul 1 atau 2 perusahaan yang bertahan (info yang saya ikuti di CNBC: youtube). Artinya, perusahaan-perusahaan atau start up baru akan terlindas.  Misalnya, penguasa medsos FB, yang membeli WA dan IG. Nah, bagaimana sih solusi bagi start up yang baru agar bertahan? Apakah harus melihat peluang di bidang lainnya? Jujur ini sangat mengganggu. Seakan-akan membenarkan kata orang bahwa di era ekonomi kapitalis, yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.

Jawab:

Coba kalau punya waktu baca buku Innovator Dilema karya Clayton Christensenm dari harvard Business school. Menurut saya dan mentor-mentor saya di Singapore dan Silicon Valley, kalo udah begitu, maka sang inovator atau owner startup harus bisa mengindentifikasi “niche’ dan pilih blue ocean strategy serta pilih customer. Istilahnya underserve customer,  yang ga jadi sasaran perusahaan besar. Perusahaan besar itu kelemahannya pasti ada dan tidak semua customer yang dia layani atau dijadikan target market, maka kita sebagai startup baru, cari ceruk customer yang tidak terlayani oleh perusahaan besar itu, terus aja pelan2, bangun basis customer dan memperkuat modal, dan ga perlu gembar gembor. Namun, kembali lagi: tidak sedikit yang mendirikan startup itu tujuannya supaya dibeli perusahaan besar dan itu banyak Berharap nanti facebook beli atau google beli atau grab beli dengan valuasi yang tinggi, terus punya uang banyak, mulai startup baru lagi terus besarin dan dijual lagi ke perusahaan besarjadi tergantung tujuan si owner startup itu, ya.

Jadi perlu target market yang khusus, ya mas. Cari gap yang belum diisi perusahaan besar. Selain itu, yang penting juga adalah selanjutnya buat prototipe produknya ya (MVP nya).

CLOSE CONCLUSION

  1. Banyak baca buku dan asah terus kompetensi, ya (jangan jadiin saingan temen2 di kelas, saingan kita temen-temen yang ada di ntu, nus, todai, berkelley, oxford, dan kampus2 top dunia lainnya). Biar apa? biar kita ga cepat puas dan merasa kurang terus ga tau apa-apa.
  2. Ide bisnis itu bisa dimulai darimana aja, tapi yang paling menggoda investor adalah ide bisnis yang dimulai dari pengalaman pribadi atau probelm yang benar-benar kita rasakan sndiri dan kita ingin menyelsaikannnya) dan kita bisa buktiin kalo pasarnya ada dan belum terlayani dengan baik
  3. Banyak sekali tantangan di dunia dan dan lokal, banyak juga hal-hal yang bakal menghalangi kita buat mulai bisnis atau menajalankan bisnis, itu ga gampang. Oleh karena itu, mulai aja dulu  dan kalo udah mulai, terus bertahan. Kalo gagal, bangkit lagi, karena kegagalan itu ibunya kesuksesan.
  4. Kita ga bisa memenangkan semuanya, kita ga bisa mengatasi semua masalah, we cannot win them all, so chose! Pilih sektor yang benar-benar kita akan tekuni, dan all out di sana! Insyallah bakal ketemu jalannya dan akan diketemukan dengan orang-orang hebat yang juga menekuni bidang itu buat jalan bareng.

Nama Pemateri            : Andrie Javs

Judul Materi                : DILEMA BISNIS ANAK MUDA INDONESIA DI PASAR ASEAN

Tanggal Kegiatan       : Jum’at, 6 Maret 2020

Waktu Kegiatan          : 20.00 – 22.00 WIB

Media Diskusi             : Grup Whatsapp SWU

BIODATA PEMATERI:

Andrie Javs sedang menempuh Technopreunership and Innovation Programme diNanyang Technological University. Saat ini sedang bekerja di PT. Ctech Lab Edwar Technology (C-Tech Labs) sebagai Corporate Secretary.

Leave a Reply