You are currently viewing Keluarga  Pondasi Tegaknya Peradaban

Keluarga Pondasi Tegaknya Peradaban

“Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah atap dalam keadaan saling ketergantungan. Bagi kita sebagai manusia yang diberikan akal maka harus memiliki visi dan misi dalam keluarga. Visi keluarga pecinta ilmu adalah mereka yang tidak pernah berhenti belajar. Belajar dari kehidupan yang mereka jalani, belajar dari majelis-majelis ilmu yang bertebaran di berbagai lini, belajar dari buku-buku yang tersusun rapi, juga belajar dari orang-orang yang penuh inspirasi.

Menggapai cita-cita bersama pasangan hidup adalah tentang memiliki kesamaan visi dan nilai yang diperjuangkan, tentang sebuah perencanaan yang matang, tentang belajar untuk saling terbuka dan menerima masukan dari partner kita, juga tentang mengejar mimpi bersama sahabat sepanjang hayat.” (kutipan dalam salah satu buku karya Ario Muhammad)

Potret Penuh Keteladanan

Dalam hidup, potret yang dijadikan landasan hidup umat muslim adalah potret kehidupan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya karena begitu banyak hikmah yang bisa kita dapatkan dari mereka.

Bagaimana Kita Mendesign sebuah Keluarga Penuh Kontributif?

  1. Pemahaman ketika mempersiapkan keluarga dan konsistensi kita dalam menjalankan visi misi keluarga. Dengan ini, kita diharapkan mampu memberi warna bagi keluarga kecil,  keluarga besar, bahkan bagi Negara karena keluarga adalah tonggak atau pilar yang luar biasa untuk membangun sebuah keluarga.
  2. Proses sebelum menikah. Buat visi dan misi bersama yang memiliki value dunia maupun akhirat. Bentuk mindset yang baik.

Contoh:

Saya ingin menikah karena ingin memberikan kontributif untuk keluarga kecil,  keluarga besar, maupun negara. Ketika saya menikah, kontribusi saya kepada dunia harus semakin melebar. Pilihlah pasangan yang mengacu kepada

Dari Abu Hurairah—meriwayatkan hadis dari Rasulullah mengenai hal ini—:

نْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَلِجَمَالِهَا، وَلِدِينِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاك

Wanita dinikahi karena 4 hal: hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Pilihlah yang memiliki agama, maka kalian akan beruntung.” (H.R. Bukhari)

Dari hadis di atas, kita mendapatkan empat kriteria mengenai perempuan yang akan dinikahi dan perempuan yang baik agamanya merupakan pilihan yang tepat untuk didahulukan.

MenentukanKriteriaPasangan

  1. Seperti H.R Bukhari di atas, kita harus memilih pasangan yang baik agamanya.  Mungkin bagi sebagian orang,  terbesit pikiran “ah gak papa, nanti dia bisa pake jilbab setelah menikah dengan saya”; “nanti aku bisa kok nasehatin dia yang sholatnya bolong setelah menikah”. Percayalah, hal tersebut sangatlah sulit jika kamu sudah menikah.
  2. Pilih pasangan yang kontributif. Lihat riwayat kegiatan-kegiatannya.
  3. Pastikan pasanganmu memiliki sifat yang pantang menyerah. Biasanya ibu-ibu yang pantang menyerah selalu menjaga kualitas keluarganya ketika menjalankan aktivitas sehari-hari. Sebenarnya kualitas seseorang dapat dilihat ketika seseorang ikut organisasi. Kedua, cara dia membangun hidupnya ketika dihadapi masalah.
  4. Pilihlah pasangan yang growth mindset. Orang-orang seperti ini merasa bahwa dirinya akan terus berkembang seiring bertambahnya waktu.
  5. Pilihlah pasangan yang memiliki kebiasaan baik seperti memiliki hafalan qur’an, suka berorganisasi, suka belajar, suka kajian, suka mengikuti workshop, dan sebagainya.

Bagaimana Kita Menjalankan Keluarga

untuk Tetap Berada di Jalur Kontributif?

  1. Pastikan nilai dan visi Anda selaras dengan pasangan. Visi dan nilai yang sama memudahkan kita bergerak untuk menggapai suatu tujuan. Jika pasangan memiliki nilai yang berbeda, dapat menyebabkan kegiatan agak terhambat karena akan terjadi protes ketika kegiatan yang dilakukan  pasangan tidak sesuai dengan value atau nilai pasangannya.
  2. Merencanakan roda bahtera keluarga akan dibawa kemana. Buat rencana sejelasmungkin. Misal, melanjutkan S3 di Eropa, naik haji, dan sebagainya. Perencanaan dapat dilakukan harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan.
  3. Jadilah partner terbaik untuk pasangan seperti suami membantu pekerjaan istri maupun istri membantu pekerjaan suami.

Bagaimana Mempersiapkan Keturunan Kontributif?

  1. Ketika membicarakan keluarga, keteladanan merupakan poin yang sangat krusial. Anak-anak ketika disuruh akan lebih sulit. Namun, ketika anak-anak melihat orang tuanya melakukan suatu kebaikan, mereka akan lebih cepat untuk meniru. Oleh karenaitu, “if you want to change your family, you must change yourself first”.
  2. Iman dan akidah merupakan hal yang sangat krusial. Mengenalkan Tuhan ke anak-anak, menganalkan halal dan haram, dan mengenalkan kisah-kisah  Rasul.
  3. Pendidikan karakter. Seperti self control, greet, dan sebagainya. Pada tahun 1970-an, seorang anak yang sekarang menjadi CEO Youtube pernah melakukan marsmallow test dimana seorang anak diberikan Marsmallow. Ketika mereka mau menunggu observer, anak-anak akan diberikan 2 buah marsmallow. Ketika si observer belum datang, mereka pun dapat mengambilnya. Namun, anak-anak yang memilih untuk menunggu diyakini 10 atau 15 tahun ke depan, akan menjadi orang-orang yang sukses. Greet meliputi bersabar,  pantang menyerah, dan lainnya.

Tanya Jawab

  1. Ingin bertanya, Pak. Pada bagian 2 poin growth mindset, apakah ada buku-buku atau literatur  yang mendukung dalam membentuk point tersebut setelah sandaran qur’an?

Jawab:

Baca buku Prof. Dweck – MINDSET.

  • Bagaimana pendapat Mas Ario mengenai pasangan yang Long Distance Married?

Jawab:

Saya pelaku Long Distance Married selama 2tahun. Saya ikut pendapatnya Ust.Cahyadi, “GOAL BESAR sebagai keluarga itu harus tinggal bersama.” Saya LDR karena studi S3 pertama sebelum istri nyusul dengan tujuan kami akan berkumpul lagi setahun kemudian. Tapi Allah takdirkan sampai 2tahun menjalani LDR.

Poinnya:

(1)        Sebaiknya  bersama. Karena ideal keluarga itu gak LDR; dan

(2)        Kalaupun terpisah, harus ada keinginan untuk berkumpul bersama. Jangan jadikan LDR sebagai pola hidup selamanya sebagai pasangan.

Tapi ini pendapat pribadi. Saya mengerti ada situasi yang membuat seseorang memutuskan LDR. Tapi jika ada yang perlu dikorbankan, maka berkorban dahulu agar bisa bersama.

  • Mas, menikah inikan the next level kita dalam beramal setelah kita selesai dengan diri kita. Bagaimana dengan keluarga besar, Mas? Apakah ketika kita ingin menaiki level amal, kita harus memperbaiki dulu keluarga besar kita? Maksud memperbaiki di sini adalah mengenal dan paham akan dakwah.

Jawab:

Menikah adalah penyempurnaan diri kita. Menikah itu ketika hal-hal yang belum sempurna di kehidupan kita akan disempurnakan ketika menikah. Ketika sudah siap menikah, segeralah menikah. Saya kurang setuju dengan kalimat ketika ingin menaiki level amal, kita harus memperbaiki keluarga besar kita.

  • Dalam konteks agama terdapat kriteria tersebut yang telah dijelaskan. Apakah menjadi hal yang urgent untuk menikah sebagai modal memilih pasangan yang ideal?

Jawab:

Menurut saya, iya jika kalian ingin membangun keluarga yang kontributif.

  • Semisal kita sudah membuat perencanaan dan lifeplan, namun di tengah jalan ada hal-hal yang tidak sesuai dengan yang kita rencanakan: Bagaimana cara agar mengistiqamahkan life plan bersama kita? Boleh sharing tentang tantangan atau faktor dalam mencapai target bersama pasangan nda, Mas?

Jawab:

Terkadang, saya memiliki kondisi yang sangat berbeda dengan istri. Terkadang keberbedaan itu adalah hal yang mampu memperkuat lifeplan kita. Seperti saya yang tidak rasional dan istri yang sangat rasional sangat membantu saya. Istri bisa membackup kekurangan sehingga masalah bisa teratasi dan lifeplan terus berjalan.

TENTANG PEMATERI

Pemateri bernama Ario Muhammad. Telah menempuh PhD in Civil Engineering Department, University of Bristol. Beliau adalah penulis buku-buku yang menginspirasi baik fiksi maupun non fiksi. Beberapa buku non fiksi yang berhubungan dengan tema kali ini adalah PhD Parent’s Stories-1; Menggapai Mimpi bersama Pasangan Hidup (2018); PhD Parent’s Stories-2; dan Ayah Under Construction (2020)

Pemateri                      : Ario Muhammad, Ph.D.

Judul Materi                : Keluarga  : Pondasi Tegaknya Peradaban

Tanggal Kegiatan       :Ahad, 16 Februari 2020

Waktu Kegiatan          : Pukul 20.00 – 22.00 WIB

Media Diskusi             : Grup Whatsapp Pengurus dan Anggota MITI KM

Leave a Reply