Struktur Komunitas Makrozoobentos di Perairan Pesisir Tangerang, Banten

Pembahasan Materi 

            Jurnal ini meneliti struktur komunitas makrozoobentos yang berada di perairan Pesisir Tangerang, Banten dengan mencari tahu sebaran dan kepadatan makrozoobentos di daerah tersebut. Pada kawasan tersebut terdapat banyak aktivitas masyarakat diantaranya industri, perikanan, perumahan, dan wisata. Aktivitas tersebut memberikan dampak negatif seperti erosi pantai, pencemaran, dan sampah organik. Hal tersebut menjadikan kawasan tersebut memiliki tingkat kerentanan yang tinggi.

            Makrozoobentos adalah organisme akuatik yang hidup dipermukaan dan dalam substrat pada dasar sebuah perairan. Berdasarkan bahan pencemar yang masuk ke dalam perairan tersebut berupa bahan organik dan juga bahan toksik. Hal tersebut dapat menurunkan kualitas perairan pesisir Tangerang dan memengaruhi biota perairan termasuk makrozoobentos. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Riyadi et al, yang berjudul “Spatial Profile of Trace Elements in Marine Sediments from Jakarta Bay, Indonesia” yang menggambarkan bahwa perairan pesisir Jakarta sudah cukup tercemar sehingga hasil jurnal ini menjadi gambaran lebih lanjut dari pencemaran yang terjadi dengan melihat parameter utamanya yakni parameter biologisnya. Pencemaran yang terjadi pada suatu perairan biasa dikaitkan dengan makrozoobentos, karena makrozoobentos merupakan organisme akuatik yang memiliki pergerakan terbatas dan cenderung menetap apabila suatu perairan sesuai atau dengan kata lain mendukung kelangsungan hidupnya.

            Berdasarkan tingkat toleransinya, makrozoobentos dibagi menjadi 2, yaitu makrozoobentos sensitif dan makrozoobentos toleran terhadap bahan pencemar. Dari jurnal ini didapatkan informasi mengenai kondisi perairan pesisir Tangerang dan struktur komunitas makrozoobentos di lokasi tersebut dengan melihat sebaran dan tingkat kepadatannya. Metodologi yang digunakan pada penelitian tersebut adalah purposive sampling pada penentuan stasiun sampling dan menggunakan random sampling pada penentuan titik sampling-nya dengan jumlah yang sekiranya mewakili dari wilayah tersebut. Fauna makrozoobentos yang ditemukan sebanyak 5458 individu yang terbagi dalam 74 spesies dari 15 kelas. Untuk spesies yang mendominasi adalah dari kelas polychaeta dengan 25 spesies dan diikuti oleh kelas bivalvia.

            Dari hasil penelitian pada jurnal tersebut, kepadatan makrozoobentos tertinggi ditemukan pada daerah Tanjung Pasir (634 ind/m2), diikuti Kronjo (595 ind/m2) dan yang terendah ditemukan di daerah Cituis (177 ind/m2). Sebaran spasial makrozoobentos dengan menggunakan analisis similarity bray curtis menunjukkan Kronjo 4 kelompok, Cituis 3 kelompok, dan Tanjung Pasir 5 kelompok. Secara umum, perbedaan sebaran spasial makrozoobentos terjadi disebabkan oleh beberapa faktor seperti perbedaan tekstur sedimen dan konsentrasi oksigen terlarut pada perairan tersebut.

Tanya dan Jawab

  1. Mengapa mengangkat judul tersebut dalam bedah jurnal ini dan mengapa harus makrozoobentos?

Jawaban :

Mengapa makrozoobentos  yang dijadikan parameter biologis? Hal ini didasari oleh cara hidup makrozoobentos itu sendiri. Pada umumnya, makrozoobentos merupakan filter feeder dan juga deposit feeder, sehingga makrozoobentos akan bersinggungan langsung dengan bahan pencemar apabila suatu bahan pencemar apabila suatu bahan pencemar masuk ke dalam perairan tersebut. Bagi makrozoobentos yang sensitif, biasanya memiliki standar baku mutu air yang tinggi, maka jika kualitas perairan yang ada pada perairan tersebut tidak memenuhi baku mutunya, makrozoobentos akan meninggalkan lingkungan tersebut. Hal tersebut menjadikan makrozoobentos sering dijadikan bio-indikator perairan baik pada air tawar maupun air laut.

  • Arsinta Aulia (Binwil Sumbagut)

Bagaimana cara membedakan struktur komunitas makrozoobentos yang terkena pencemaran lingkungan disekitarnya dengan yang tidak tercemar?

Jawaban :

Cara membedakannya yaitu dengan melihat jenis atau spesies pada perairan tersebut. Sebab dari makrozoobentos yang memiliki sifat yang berbeda-beda, ada yang sensitif maupun yang toleran. Maka, jika masih terdapat makrozoobentos sensitif pada suatu perairan dapat disimpulkan bahwa perairan tersebut masih cukup baik.

Contoh makrozoobentos yang sensitif : bintang laut, teripang, dan sebagainya (laut).

Contoh makrozoobentos yang toleran : bulu babi, dan sebagainya.

  • Pujiadi (Departemen HRD)

Boleh disertakan bentuk fisik dari makrozoobentos?

Jawaban :

Contoh

  1. Teripang
  • Bulu babi
  • Bintang laut
  • Arsinta Aulia (Binwil Sumbagut)

Apakah dalam membedakan struktur makrozoobentos bisa langsung terlihat dari anatominya? Misal makrozoobentos kelas bivalvia (kerang-kerangan) yang terdampak pencemaran lingkungan seperti merkuri.

Jawaban :

Untuk bivalvia, pada umumnya memiliki tingkat toleransi yang cukup tinggi. Bahkan logam berat pun bisa mereka tolerir. Akan tetapi, apabila ingin melihat kandungan kualitas air yang ada pada suatu perairan, harus dilakukan uji lebih lanjut, Bioconcentration factor atau analisis ABC curve, dengan terlebih dahulu melakukan identifikasi pada makrozoobentos yang ditemukan.

  • Pujiadi (Departemen HRD)

Apakah makrozoobentos hanya ada di perairan laut saja? Bagaimana di darat? Seperti lintah yang menjadi indikator di darat tercemar, jika ada lintah di sawah atau sungai berarti airnya bisa dikatakan tidak tercemar.

Jawaban :

Untuk lintah itu sendiri, organisme tersebut termasuk organisme eksproitor yang menunjukkan polusi pada suatu tempat. Karena lintah termasuk makrozoobentos yang memiliki tingkat toleransi yang cukup tinggi.

  • Rizka (Departemen JnK)

Untuk air tawar dan laut, apa perbedaan jumlah minimum sebaran makrozoobentos agar air tersebut masih dapat dikategorikan baik? Boleh share contoh makrozoobentos yang hidup di air tawar?

Jawaban :

Untuk jumlah minimum sebaran. Jadi, sebaran itu sendiri berguna untuk melihat tingkat dominasi dari suatu organisme yang ada pada lingkungan tersebut. Jika nilai sebarannya > 0.5 ind/m2 maka terdapat dominasi dari suatu jenis tertentu. Namun untuk melihat kualitas perairan tersebut, bisa dilihat dari jenis makrozoobentosnya. Karena pada perbedaan sebaran spasial makrozoobentos itu dipengaruhi oleh parameter fisika dan kimia, pada perairan tersebut. Seperti oksigen terlarut, ataupun tekstur dari substrat perairan tersebut. Karena pada jenis substrat tertentu, memiliki tingkat kekayaan nutrien yang berbeda-beda.

  • Yolanda Bahar (Departemen Media Strategis)

Jika melihat keadaan Indonesia saat ini, pencemaran kian menyebar dan meluas, apakah makrozoobentos nanti akan punah? Lalu bagaimana solusi yang sekiranya dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut?

Jawaban :

Perihal kepunahan makrozoobentos, hal itu mungkin saja dapat terjadi. Akan tetapi, pada suatu daerah masih cukup melimpah, salah satunya Provinsi Lampung, bahkan masih banyak sekali. Solusi yang dapat diberikan yaitu perihal penjagaannya, yaitu dengan cara tidak merusak lingkungan, seperti membuang sampah sembarangan, membuang limbah ke perairan dan pengeksploitasian organisme perairan secara berlebihan. Karena dengan menjada kelestarian makrozoobentos, sama dengan menjaga lingkungan perairan kita.

  • Khairunia Hasanah (Departemen HRD)

Bagaimana cara meningkatkan jumlah makrozoobentos apabila telah dideteksi bahwa perairan tersebut tercemar?

Jawaban :

Jadi, makrozoobentos itu bukan merupakan organisme yang berfungsi untuk memperbaiki suatu perairan, melainkan hanya sebagai indikator biologis suatu perairan. Singkatnya, kehadirannya merupakan tanda dari kondisi suatu perairan. Untuk mengatasi pencemaran itu sendiri, diperlukan treatment lebih lanjut untuk memperbaiki lingkungan perairan tersebut.



RESUME MATERI BEDAH JURNAL

Pemateri          : Ahmad Thaariq Azizi

Moderator       : Reza Aulia

Judul Jurnal     : Struktur Komunitas Makrozoobentos di Perairan Pesisir Tangerang, Banten.

                          (Asep Sahidin, Isdradjad Setyobudiandi, Yusli Wardiatno). 2014.

                          ISSN 2089-7790.

Waktu             : Ahad, 23 Februari 2020

Pukul               : 20.30 – 22.00 WIB



Leave a Reply